Dark/Light Mode

Kondisi Ekonomi Global Gelap

Bahlil: Jaga Investor Dengan Jamin Stabilitas Politik

Selasa, 4 Oktober 2022 19:05 WIB
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat mengisi Orasi Ilmiah: Transformasi Ekonomi melalui Hilirisasi dengan Kearifan Lokal yang digelar di Institut Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur, Selasa (4/10). (Foto: Didi Rustandi/Rakyat Merdeka)
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat mengisi Orasi Ilmiah: Transformasi Ekonomi melalui Hilirisasi dengan Kearifan Lokal yang digelar di Institut Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur, Selasa (4/10). (Foto: Didi Rustandi/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia buka-bukaan soal ancaman resesi global yang bakal menghantui dunia pada 2023.

Menurutnya, kondisi ekonomi global dalam kondisi gelap, karena beberapa negara sudah mengalami resesi ekonomi.

"Kondisi ekonomi gelap, dan tidak ada yang bisa meramal kapan itu akan berakhir," ungkap Bahlil, saat mengisi Orasi Ilmiah: Transformasi Ekonomi melalui Hilirisasi dengan Kearifan Lokal yang digelar di Institut Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur, Selasa (4/10).

Baca juga : Ekonomi Global Goyang, OJK Sebut Sistem Keuangan Indonesia Masih Aman

Kondisi itu terjadi lantaran, pandemi Covid-19, perang Rusia dan Ukraina, dan yang terbaru ketegangan antara China dan Taiwan. "Belum selesai pandemi Covid-19, datang lagi perang dan ketegangan antar negara," jelasnya.

Karena itu, Bahlil mengatakan, ada tiga tantangan hal harus dilakukan terkait bidang investasi yaitu soal kestabilan politik, konsistensi kebijakan, dan daya beli masyarakat. "Kalau tiga hal itu bisa dijaga, maka hal itu harus dilakukan," terang Bahlil. 

Dia menjelaskan, Indonesia akan mulai memasuki tahun pemilu sehingga penting untuk memastikan stabilitas politik terjaga dengan baik agar kepercayaan investor ikut terjaga.

Baca juga : Kemenkominfo Gelar Kelas Podcast Disabilitas Di Surabaya

Bahlil mengajak Indonesia berkaca dari Amerika Serikat. Dia menuturkan, pada awal pandemi Negeri Paman Sam mengalami gejolak politik karena peralihan kepemimpinan.

"Dampaknya ada pada arah kebijakan negara, dan hari ini terjadi defisit pertumbuhan bagi mereka. Indonesia sebentar lagi akan masuk tahun pemilu. Kalau tidak hati-hati, bukan tidak mungkin akan mengalami hal serupa," ingatnya. 

Kemudian, Bahlil menyebutkan tantangan selanjutnya, yakni soal keberlangsungan dan konsistensi pejabat yang ada. "Jangan ganti pemimpin, ganti kebijakan. Orang tidak akan percaya," imbau Bahlil.

Baca juga : Restrukturisasi Perbankan Hampir Pasti Diperpanjang

Tantangan terakhir, lanjutnya, yaitu daya beli masyarakat yang disebutnya bakal menurun karena banyak orang menahan uang mereka.

"Ini yang kemudian jadi persoalan besar bagi bangsa Indonesia, pada 2022 saya optimistis. Tetapi 2023 dari lubuk hati yang paling dalam, saya mengatakan penuh dengan kehati-hatian. Pertanyaannya sekarang apakah kita kepingin untuk selamat dari jurang yang sudah kita lihat atau kita sengaja menjerumuskan diri," tandasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.