Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
PILM Wakatobi
Perpustakaan Bertransformasi Jadi Agen Perubahan
Selasa, 20 Desember 2022 16:11 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Perpustakaan sebagai episentrum ilmu pengetahuan memiliki peran krusial bagi kemajuan masyarakat. Seiring perkembangan, kebutuhan perpustakaan tidak sekadar tempat untuk membaca, tetapi juga terkait literasi.
Literasi kini bukan saja terikait kemampuan baca, tulis, sains. Melainkan kemampuan dan kedalaman pengetahuan seseorang terhadap subjek ilmu pengetahuan yang diimplementasikan berupa penciptaan barang dan jasa yang berkualitas untuk kepentingan global.
“Literasi menjadi fondasi yang kokoh dalam pembentukan cognitive skill dan juga kepekaan sosial serta produktivitas,” terang Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando, saat meresmikan perluasan Gedung Layanan Perpustakaan Umum Kabupaten Wakatobi sekaligus menyaksiksan pengukuhan Bunda Literasi Kabupaten Wakatobi serta talkshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM), Selasa (20/12).
Paradigma baru perpustakaan mendorong transformasi perpustakaan sebagai agen perubahan (agent of change). Berinklusi sosial meningkatkan layanannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Baca juga : APJII Gelar Perhelatan DTI-CX Di Juli 2023
Syarif Bando menjelaskan, upaya mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan langkah strategis dan menjadi keniscayaan. Namun, individu setiap warga negara juga harus ada kemauan dan kemampuan belajar, sehingga dengan sendirinya kegiatan belajar menjadi kewajiban.
Dia melanjutkan, ada empat aspek yang menyebabkan kemiskinan. Pertama akses pengusaan ilmu pengetahuan yang kurang. Kedua, skill, inovasi serta kreativitas yang minim. Ketiga, akses terhadap permodalan yang terbatas. Keempat culture (budaya) malas.
“Warga negara yang tidak mau belajar dan Pemerintah yang tidak mau menyediakan sarana belajar sebetulnya mengingkari tujuan kemerdekaan Indonesia,” tambah Syarif Bando.
Dana Alokasi Khusus (DAK) 2021 perluasan gedung senilai Rp 4,5 miliar yang diterima Pemda Wakatobi diapresiasi langsung Bupati Wakatobi Haliana. Dia pun meminta seluruh masyarakat, termasuk pelajar dan mahasiswa untuk sering berkunjung ke perpustakaan.
Baca juga : Mendikbudristek Dorong Pemimpin UPT Jadi Motor Perubahan
Terkait pengukuhan Bunda Literasi, Haliana mengharapkan dapat menjadi role model dan panutan masyarakat dalam peningkatan literasi serta kesejahteraan masyarakat melalui membaca.
“Di era digital ini, masyarakat Wakatobi harus bijak dalam bermedsos dan pintar memilah serta memilih informasi sehingga tidak terjerumus dalam berita yang negatif,” pesannya.
Sebagai kabupaten maritim, Wakatobi telah menjadi Kawasan Cagar Biosfer dan Taman Warisan Asia. Sektor pariwisata dan perikanan menjadi andalan masyarakat di Wakatobi, yang mayoritas berprofesi nelayan. Maka, untuk menunjang sektor andalan Wakatobi, fokus peningkatan sumber daya manusia, pertumbuhan ekonomi yang berkualitas menjadi perhatian Pemda Wakatobi.
Ketua STAI Wakatobi Suruddin menekankan, membaca harus jadi kebutuhan 3 faktor. Pertama, kebutuhan unsur rohani. "Zaman sekarang, ketika galau larinya ke medsos, padahal lebih baik membaca," ucapnya.
Baca juga : 3 Tahun Bertransformasi, Laba Holding Perkebunan Melesat
Kedua, membaca penting untuk kebutuhan jasmani. Ketiga, membaca untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
“Jika ketiga itu sudah dipahami, maka kita akan mencapai kesuksesan,” pungkas Suruddin.■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya