Dark/Light Mode

Jakarta Plurilateral Dialogue 2023 Resmi Dibuka, Ajak Kuatkan Toleransi

Selasa, 29 Agustus 2023 16:29 WIB
Menko PKM Muhadjir Effendy membuka Jakarta Plurilateral Dialogue (JPD) 2023 , di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (29/8). (Foto: Dok. KSP)
Menko PKM Muhadjir Effendy membuka Jakarta Plurilateral Dialogue (JPD) 2023 , di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (29/8). (Foto: Dok. KSP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gelaran Jakarta Plurilateral Dialogue (JPD) 2023 resmi dibuka Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PKM) Muhadjir Effendy, di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (29/8). Muhadjir menyatakan, JPD 2023 mengangkat tema toleransi sebagai urgensi kemanusiaan di tengah-tengah maraknya perilaku diskriminasi dan intoleransi berdasarkan agama dan kepercayaan yang terjadi secara global.

JPD 2023 diselenggarakan Kantor Staf Presiden, Kementerian Agama, dan Kementerian Luar Negeri. Agendanya meliputi lima sesi dialog yang mengeksplorasi praktik terbaik dan pembelajaran dari berbagai pemangku kepentingan di seluruh dunia dalam memperkuat implementasi Resolusi 16/18 United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR). Melalui kolaborasi, ketiga kementerian dan lembaga ini ingin menunjukkan modalitas Indonesia untuk memajukan dan mendorong pemenuhan Hak Asasi Manusia tanpa diskriminasi berbasis agama dan kepercayaan.

Baca juga : Ayo, Aksi Konkret Atasi Polusi

“JPD 2023 menjadi relevan guna menjawab tantangan perdamaian dunia. Untuk itu, budaya toleransi perlu untuk menjaga kebhinekaan masyarakat dan seluruh negara perlu bekerja sama secara konstruktif untuk membangun budaya toleransi,” ujar Muhadjir.

Dalam mempromosikan budaya toleransi global, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengingatkan pentingnya komitmen tiap-tiap negara dalam mengimplementasikan Resolusi 16/18. Forum dialog JPD 2023 diharapkan menjadi praktik baik dalam menyampaikan budaya toleransi berbasis agama untuk negara-negara anggota.

Baca juga : Khofifah Ajak Perempuan Tingkatkan Kualitas SDM di Semua Lini

“Beberapa hal yang perlu kita jalankan bersama dalam mengedepankan nilai toleransi berbasis agama, yaitu menyeimbangkan antara kebebasan berekspresi dengan bebas dari diskriminasi, membangun kerangka hukum yang jelas dalam melawan diskriminasi berbasis agama, dan mempromosikan inovasi dalam melawan intoleransi,” ujar Retno.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas turut menyatakan pentingnya toleransi berdasarkan agama dan kepercayaan dalam menciptakan kerukunan di tengah perkembangan global saat ini. Dalam pidatonya, Yaqut menyatakan pengalaman Indonesia dalam merawat toleransi.

Baca juga : ASEAN Energy Business Forum 2023 Resmi Dibuka di Bali

“Indonesia merupakan salah satu negara dengan eksperimen toleransi terpanjang dan paling intens. Tradisi dan kepercayaan Indonesia mendorong warga negara untuk memahami, mengilustrasikan, dan menerjemahkan perbedaan menjadi fakta yang dapat dipahami dan disesuaikan dengan interaksi sosial antar sesama warga.” ujar Yaqut.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.