Dark/Light Mode

Udara Jakarta Terburuk Di Dunia

Ayo, Aksi Konkret Atasi Polusi

Senin, 28 Agustus 2023 07:20 WIB
Anggota Komisi VII DPR Dyah Roro Esti. (Foto: Antara)
Anggota Komisi VII DPR Dyah Roro Esti. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Senayan mendorong adanya aksi nyata untuk menghadapi polusi udara di Jakarta dan sejumlah kota-kota besar yang semakin memburuk.

Anggota Komisi VII DPR Dyah Roro Esti mengatakan, saat ini Jakarta menjadi salah satu kota di dunia dengan tingkat polusi udara terbilang tinggi. Berdasarkan data Air Quality Index (AQI), polusi udara di Ja­karta mencapai PM 2,5 dengan Indeks Kualitas Udara berada di nominal 170 dengan kategori unhealthy atau tidak sehat. “Se­hingga 18,6 kali lebih tinggi dari standar World Health Organiza­tion (WHO),” kata dia.

Baca juga : Polusi Udara Di Jakarta Berkurang, WFH Hari Kelima Mulai Kelihatan Hasilnya

Roro bilang, Jakarta juga menjadi kota dengan tingkat polusi udara tertinggi nomor dua dunia, setelah Baghdad, Irak. Di tempat ketiga Kuwait, Doha (Qatar), berikutnya Johannesurg (Afrika Selatan), Johannesburg (Afrika Selatan) dan dan Lahore (Pakistan).

Sementara secara nasional, terdapat juga beberapa provinsi di Indonesia yang nilai AQI tinggi dengan kategori tidak sehat seperti Banten, Kaliman­tan Barat, Jawa Barat, dan Jawa Timur. Lalu, provinsi Kalbar, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

Baca juga : Lestari: Perlu Kolaborasi Atasi Polusi Udara

Dia pun mengingatkan bahaya yang timbul jika polusi udara ini tidak diatasi. “Ada analogi yang mengatakan bahwa menghirup udara di luar sama dengan mero­kok. Polusi udara merupakan silent killer yang berdampak sangat signifikan terhadap kesehatan manusia,” wantinya.

Tidak hanya itu, Roro meng­ingatkan bahaya yang akan di­hadapi bagi generasi mendatang dari segi kesehatan. Berdasar data Kementerian Kesehatan, polusi udara dapat meyebabkan berbagai penyakit pernapasan seperti penyakit paru kronis, kanker paru, pneumonia, hingga asma.

Baca juga : Hari Kedua WFH, Kualitas Udara Di Jakarta Juara 1 Terburuk Dunia, Tangsel Parah

“Jika kesehatan masyarakat Indonesia menurun, akan sangat berdampak pada produktivitas bangsa. Di mana kita berharap bonus demografi dapat dimaksi­malkan demi tercapainya Indonesia Emas di tahun 2045,” tegas politisi perempuan Fraksi Golkar ini.

Dia merujuk polusi udara parah pernah terjadi di London, Inggris pada tahun 1952, yang dikenal sebagai The Great Smog. Bencana Kabut Asap London ini disebabkan oleh kegiatan indus­tri pembangkit listrik batu bara dan perubahan cuaca. Bencana ini mengakibatkan kematian sekitar 10 hingga 12 ribu jiwa.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.