Dark/Light Mode

Ketahanan Energi Jadi Kunci Menuju Bebas Karbon

Sabtu, 16 September 2023 20:03 WIB
Purnomo Yusgiantoro Center International Energy Konferensi 2023. (Foto: Ist)
Purnomo Yusgiantoro Center International Energy Konferensi 2023. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Target menuju Net Zero Emission (NZE) pada 2060 mendatang masih memiliki beragam tantangan. Proses transisi energi menuju energi baru terbarukan (EBT) akan kandas di tengah jalan jika tidak memiliki perencanaan secara matang serta mengesampingkan ketahanan energi di Indonesia.

"Kita harus meningkatkan ketahanan energi dengan mempercepat energi bersih transisi dan mengurangi kebutuhan impor dan konsumsi bahan bakar fosil. Ketahanan energi menjadi semakin penting dalam perjalanan menuju net-zero," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana di acara Purnomo Yusgiantoro Center International Energy Konferensi 2023 di Jakarta, Jumat (15/9) malam.

Baca juga : Pertamina Tawarkan Bioenergi Jadi Solusi Kurangi Emisi Global Di Ajang ISF 2023

Dadan mengingatkan, Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai target NZE pada 2060 atau lebih cepat. Untuk mencapai netralitas karbon tersebut, Indonesia menjadikan program dekarbonisasi tidak hanya di sektor ketenagalistrikan saja, namun menyentuh juga ke sektor konsumsi energi yang terdiri dari industri, transportasi, perumahan dan sektor komersial.

"Di sektor industri, bisa dilakukan dengan meningkatkan pangsa listrik, meningkatkan energi efisiensi, menerapkan hidrogen sebagai substitusi gas dan biomassa sebagai substitusi bahan bakar fosil, menerapkan teknologi CCS/CCUS untuk semen, industri kimia dan baja,” ujarnya.

Baca juga : Pelopori Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan, Indonesia Dipuji Sekjen PBB

Menurut dia, di sektor transportasi, melanjutkan pemanfaatan biofuel, mempercepat kendaraan listrik, menerapkan penggunaan hidrogen untuk truk, bahan bakar ramah lingkungan untuk kendaraan, dan kapal listrik untuk jarak pendek. “Sementara di sektor rumah tangga dan komersial, dengan mengganti LPG dengan kota gas, kompor induksi, dan dimetil eter; dan meningkatkan penggunaan tinggi peralatan hemat energi," ujar Dadan.

Dalam peta jalan yang dibuat Pemerintah menuju NZE, strategi utama di sisi pasokan adalah pengembangan besar-besaran produk-produk baru dan energi terbarukan, penghentian bertahap pembangkit listrik berbahan bakar fosil, konversi dari pembangkit listrik tenaga diesel menjadi gas dan terbarukan serta pemanfaatan rendah emisi teknologi seperti teknologi CCS/CCUS, hidrogen dan nuklir

Baca juga : Penuhi Panggilan, Kuncoro Wibowo Mengaku Siap Bantu KPK

"Mulai 2030 pengembangan Variable Renewable Energy (VRE) Solar PV semakin meningkat secara besar-besaran, disusul pembangkit listrik tenaga angin mulai 2037. Nuklir akan komersial pada tahun 2039 untuk meningkatkan keandalan sistem tenaga. Itu kapasitas akan ditingkatkan hingga 31 GW pada tahun 2060. Sementara hidrogen akan mulai diproduksi dari pembangkit listrik energi terbarukan pada tahun 2031 untuk transportasi dan industri," pungkas Dadan.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.