Dark/Light Mode

Kemendikbudristek Hidupkan Ekosistem Kebudayaan Sarolangun

Sabtu, 30 September 2023 15:52 WIB
Kegiatan Festival Junjung Pusako, di Desa Tanjung Gagak, Kecamatan Bathin VIII, pada Rabu (27/9).
Kegiatan Festival Junjung Pusako, di Desa Tanjung Gagak, Kecamatan Bathin VIII, pada Rabu (27/9).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Pemerintah Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, menggelar Festival Junjung Pusako, di Desa Tanjung Gagak, Kecamatan Bathin VIII, pada Rabu (27/9). 

Festival ini merupakan rangkaian dari perhelatan Kenduri Swarnabhumi tahun 2023. 

Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek, Irini Dewi Wanti mengatakan, Kemendikbudristek mendukung festival ini agar masyarakat Jambi, dapat merasakan manfaat dari terjaganya hubungan antara kebudayaan dengan pelestarian lingkungan. 

Baca juga : BNI Bantu Kemendikbudristek Salurkan Lebih dari Rp1,8 Triliun Dana PIP

”Ekosistem kebudayaan adalah sebagai sebuah mata rantai. Festival Junjung Pusako adalah salah satu contoh untuk tetap menghidupkan ekosistem kebudayaan di Kabupaten Sarolangun,” ujar Irini dalam keterangannya, Sabtu (30/9). 

Irini juga menjelaskan, bahwa Kenduri Swarnabhumi tahun ini memiliki tiga agenda utama. Pertama, peningkatan kapasitas sumber daya manusia khususnya pelaku budaya agar dapat menyelenggarakan festival di daerah masing-masing sehingga ekosistem kebudayaan bisa terus berjalan. Kedua, implementasi peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pelaksanaan Festival Junjung Pusako, dan ketiga, ekspedisi Batang Hari yang menjalankan misi pelestarian lingkungan melalui jalan kebudayaan. 

Gubernur Jambi, Al Haris menuturkan, rangkaian Kenduri Swarnabhumi ini menjadi momentum tafsiran ulang sejarah Jambi.,sebagai sebuah daerah yang memiliki peradaban panjang dan akar budaya kuat. 

Baca juga : Mendikbudristek Tinjau Keberhasilan Vokasi di SMKN 2 Kasihan Yogyakarta

Hal tersebut, kata Al Haris, dapat ditelaah mulai dari kehadiran Candi Muaro Jambi karya peradaban Budha di Laut Cina Selatan yang berlanjut munculnya Kerajaan Melayu Jambi hingga akhir masuknya Islam.

“Kita ingin mengulang sejarah itu, dengan menghidupkan kembali akar budaya yang lahir di sepanjang sungai tersebut, masa ketika perdagangan dan agama jadi salah satu pusat kegiatan di Jambi,” paparnya.

Pelaksana tugas (Plt) Bupati Sarolangun, Bachril Bakrie menambahkan
seluruh kegiatan yang muncul dalam festival ini bertujuan untuk mengenalkan dan melestarikan adat istiadat serta sejarah peradaban di sepanjang sungai Batang Hari. 

Baca juga : LPHU Muhammadiyah Sinergikan Ekosistem Haji dan Umrah yang Mandiri

Menurutnya, dengan aktivitas yang menggugah semangat kebudayaan, Festival Junjung Pusako menghadirkan peristiwa ketika setiap individu terhubung lagi dengan sejarah dan warisan tradisi.

 
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.