Dark/Light Mode

105 Kepala Daerah Komitmen Turunkan Angka Stunting

Rabu, 2 Oktober 2019 21:17 WIB
Para peserta Rapat Koordinasi Teknis Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting), di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa malam (1/10). (Foto: Istimewa)
Para peserta Rapat Koordinasi Teknis Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting), di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa malam (1/10). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Demi menurunkan angka stunting, Deputi Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan, Sekretariat Wakil Presiden, Bambang Widianto, meminta persoalan ini dikeroyok bersama-sama. Hal ini disampaikan Bambang dihadapan  500 peserta Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting), di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa malam (1/10). 

"Stunting adalah program strategis nasional. Kita targetkan prevalensi turun hingga di bawah 20 persen pada 2024," ujar Bambang. 

Baca juga : Hugua Ajak Kepala Daerah Aktif Kembangkan Wisata Bahari dan Konservasi

Bambang mengatakan, program percepatan pencegahan stunting dapat diwujudkan apabila pemerintah pusat dan daerah fokus menangani masalah ini secara bersama-sama. "Kita optimis ini bisa dilakukan melalui percepatan pencegahan stunting dengan yang terkoordinir dan konvergen, yaitu sinergi lintas sektor dengan bersama-sama menyasar kelompok prioritas yang tinggal di desa dan perkotaan," tuturnya.

Bambang menjelaskan, pada 2019 pemerintah menetapkan 160 kabupaten prioritas penanganan stunting, bertambah dari 2018 yang hanya 100 kabupaten yang tersebar lokasinya di 34 propinsi. “Tanggal 3 Oktober, akan ada 105 bupati dan walikota yang hadir di acara ini, dan akan bersama-sama menandatangani komitmen untuk serius menangani permasalahan stunting di daerahnya,” imbuhnya. 

Baca juga : Bidik Kepala Daerah, Kabareskrim: Tidak Ada SP3 Kasus Karhutla

Walaupun bukan termasuk penyakit, stunting tidak bisa dipandang sebelah mata. Anak dengan kondisi stunting cenderung memiliki tingkat kecerdasan yang lebih rendah dibanding anak yang tumbuh optimal. Tidak hanya itu, pada usia produktif, individu yang saat balita mengalami stunting berpenghasilan 20 persen lebih rendah. Kerugian negara akibat stunting stunting dapat menurunkan produk domestik bruto negara sebesar 3 persen.

Bambang menerangkan, ada lima pilar penting yang harus dilakukan agar semua program pencegahan stunting bisa sukses berjalan yaitu komitmen pemimpin, kampanye perubahan perilaku, konvergensi program, akses pangan bergizi, pemantauan dan evaluasi program. Bambang optimis jika kelima pilar tersebut berjalan sesuai rencana maka target penurunan stunting ke level 19,48 persen pada 2024 bisa tercapai. Saat ini, prevalensi stunting di Indonesia masih berada pada angka 30,8 persen.

Baca juga : Pagi Ini, Kualitas Udara Jakarta Paling Buruk Sedunia

Sementara itu, Asisten Deputi Bidang Perlindungan Sosial dan Penanggulangan Bencana yang juga merupakan Ketua Panitia Rakortek, Abdul Muis, dalam laporannya menyebut sebanyak 105 Bupati dan Walikota akan menandatangani komitmen bersama menurunkan prevalensi stunting di wilayahnya masing-masing pada hari ketiga pelaksanaan Rakortek Stunting 2019, Kamis (3/10). 

Ditambahkan Muis bahwa hingga saat ini pemerintah telah menetapkan 260 Kabupaten/Kota Prioritas penanganan stunting. Agar lebih tepat sasaran, masing-masing kabupaten/kota prioritas diminta untuk menetapkan desa prioritas penanganan stunting. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.