Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Real Madrid, Athletic Dan Villareal Masih Tempel Barcelona
- Arsenal Tertahan, Liverpool Tunda Pesta Kemenangan
- Mantan Presiden Korsel Moon Jae-in Didakwa Terima Suap Gara-Gara Menantu
- Innalillah! Raminten Meninggal Dunia, Ini Sejarah Dan Sosok Dari Nama Ikonik Itu
- Rosan Luruskan Fakta: LG Tidak Mundur Tapi Diputus, Penggantinya Huayou
Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Tertingggal
Kemendes PDTT Jalin Kerja Sama Dengan SurfAid
Sabtu, 5 Oktober 2019 15:27 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) secara resmi meluncurkan kerja sama dengan SurfAid, lembaga nirlaba internasional yang bergerak untuk peningkatan kesehatan, kesejahteraan, dan kemandirian masyarakat yang hidup di daerah terpencil yang terhubung melalui kegiatan selancar (surfing).
“Program dalam bentuk hibah dari SurfAid bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan kesejahteraan masyarakat di daerah 3T, yaitu Terluar, Terdepan, dan Tertinggal. Ada 3 program besar dalam kerjasama Kemendesa PDTT dengan SurfAid dalam kurun waktu 2019 sampai 2022, yaitu program Ehowu di Kabupaten Nias, provinsi Sumatera Utara, program Katuerukat di Kabupaten Kepulauan Mentawai, provinsi Sumatera Barat, program Nusatani di Kabupaten Sumba Barat, provinsi Nusa Tenggara Timur dan kabupaten Bima, provinsi Nusa Tenggara Barat,” kata Sekjen Kemendes PDTT, Anwar Sanusi, saat Seremoni Peluncuran Kerja Sama Kemendes PDTT dengan SurfAid, di Jakarta, Jumat (4/10).
Anwar menambahkan, ketiga program itu untuk penguatan kapasitas masyarakat lokal dan juga perbaikan kualitas kehidupan melalui program-program kesehatan juga ekonomi-ekonomi produktif yang akhirnya bisa meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di pedesaan.
Baca juga : Menaker Dorong Polteknaker Perkuat Kerja Sama dengan Industri
“Bagi Kemendes PDTT, kerja sama dengan SurfAid merupakan kerja sama yang pertama meski sebelumnya dari tahun 2000 SurfAID sudah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan. Kalau dilihat dari sisi substansi dan juga lokus kegiatan, irisannya sangat dekat dengan yang dilakukan oleh Kemendesa PDTT. Kami sangat berharap program-program yang dikembangkan ini selaras dengan yang dilakukan Kementerian dalam peningkatan kapasitas masyarakat pedesaan dan peningkatan produktifitas ekonomi pedesaan,” tegas Anwar.
Dirjen Pengembangan Daerah Tertentu Kemendes PDTT, Aisyah Gamawati, mengatakan, Kemendesa PDTT dan SurfAid telah menyusun Rencana Induk Kegiatan untuk tahun 2019-2022 dengan fokus garapan atau target sasaran di 48 desa tertinggal yang tersebar di 5 kecamatan di 4 kabupaten. Yaitu Kabupaten Nias, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumba Barat dan Bima. Dalam kerja sama ini akan melibatkan Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu (Ditjen PDTu), Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Ditjen PPMD), serta Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PDT).
“Kementerian Desa PDTT direkomendasikan oleh Tim Pengawas Ormas Asing/Inter Kementerian untuk menjalin kerjasama dengan SurfAid karena Kemendesa PDTT dinilai selaras dengan karakteristik dan lokus dari surfAid yaitu wilayah perdesaan serta berkarakteristik pantai. Di Kemendesa PDTT, program kerja sama dengan SurfAid ini dilakukan oleh 3 Direktorat Jenderal yang akan bersama-sama berkoordinasi dan bersinergi mendukung pelaksanaan program dan kegiatan di lapangan serta akan melakukan pemantauan secara terintegrasi tentunya juga dengan melibatkan Kementerian Luar Negeri serta instansi lainnya guna memastikan pengelolaan bantuan benar-benar membawa manfaat bagi masyarakat sasaran," tambah Aisyah.
Baca juga : Tekan Polusi Udara, 4 Menteri Ajak Masyarakat Pakai Kendaraan Listrik
Di tempat yang sama, CEO SurfAid, Douglas McGregor Lees, mengatakan, sangat berterima kasih karena bisa kembali bekerja lagi membantu masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah terpencil. "SurfAid sangat senang sekali dan berharap akan terus berkontribusi untuk membantu pemerintah indonesia dalam memajukan kesejahteraan masyarakat di daerah terpencil," ucapnya.
Di Indonesia, SurfAid memulai kegiatan pada 2000. Didirikan seorang dokter yang memiliki hobi selancar. Pada awalnya, dokter ini mengunjungi spot surfing yang menakjubkan di Indonesia. Pada saat bersamaan, ia juga melihat bagaimana beberapa masyarakat di tempat ia berselancar meninggal oleh penyakit yang sebenarnya masih bisa dicegah dan diobati. Hal tersebut membangkitkan rasa kemanusiaannya dan dilanjukan dengan memulai memberikan bantuan program kesehatan.
"Setelah beberapa tahun memberikan program kesehatan, nutrisi, dan meningkatkan status kesehatan, maka kami membuat program yang holistik dan berkembang. Tidak hanya kesehatan, tapi bagaimana juga meningkatkan pembangunan ekonomi dan ketahanan pangan di desa. Kami merasa cocok dengan Kemendes PDTT, karena memang kami juga fokus ke daerah daerah terpencil dan tertinggal,” tambah Douglas. [USU]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya