Dark/Light Mode

Selain Kentang, Modoinding Juga Bakal jadi Kawasan Bawang Putih

Selasa, 15 Oktober 2019 14:12 WIB
Dirjen Hortikultura Kementan, Anton Prihasto (berbatik), bersama Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia Paruntu (baju merah jambu) saat menghadiri Modoinding Potato Festival ke-6 di Desa Sinisir, Kecamatan Modoinding, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Sabtu (12/9). (Foto: Humas Kementan)
Dirjen Hortikultura Kementan, Anton Prihasto (berbatik), bersama Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia Paruntu (baju merah jambu) saat menghadiri Modoinding Potato Festival ke-6 di Desa Sinisir, Kecamatan Modoinding, Kabupaten Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Sabtu (12/9). (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kawasan Modoinding sudah lama dikenal sebagai sentra hortikultura sayuran terbesar di Sulawesi Utara. Kecamatan yang identik dengan hasil pertanian ini menjadi sentra produksi terbesar di kawasan Timur Indonesia bagi segala jenis sayuran seperti kentang, wortel, bawang daun, labu, tomat, bawang merah hingga bawang putih. 

Khusus untuk kentang, kawasan Modoinding bahkan tercatat sebagai produsen terbesar di daratan Pulau Sulawesi atau nomor 9 terbesar di Indonesia. Urat nadi kehidupan masyarakat Modoinding seolah tak bisa dilepaskan dari kentang dan sayuran lainnya. Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong pengembangan di kawasan yang dikenal sebagai "The kitchen of Business" Wilayah Indonesia bagian timur ini. 

Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, saat menghadiri Modoinding Potato Festival ke-6 (MPF) di Desa Sinisir, Kecamatan Modoinding, Minahasa Selatan, akhir pekan lalu  menyebut pihaknya pada 2019 mengalokasikan sekitar Rp 13,5 miliar untuk pengembangan hortikultura di Minahasa Selatan. Anggaran tersebut digunakan untuk mendukung pengembangan kawasan bawang putih, buah-buahan dan aneka sayuran. 

Baca juga : Penyusunan Kabinet Sudah Rampung, Jokowi Gak Pakai KPK

"Kawasan Modoinding selain cocok untuk kentang, juga sesuai untuk budidaya bawang putih. Tahun ini kami alokasikan 225 hektar bawang putih. Tahun depan rencana dialokasikan lagi 200 hektar. Jadi total akan ada sedikitnya 425 hektar bawang putih di Minahasa Selatan. Kita berharap kawasan ini menjadi salah satu sentra bawang putih terbesar di Sulawesi", kata Prihasto di depan ribuan masyarakat yang hadir menyaksikan Festival tersebut.

"Festival tahun depan saya harapkan sudah bertambah lagi komoditas yang ditampilkan. Selain kentang, wortel, kubis dan bawang daun, kami berharap bisa ditampilkan hasil panen bawang putih," tambah pria yang sering dipanggil Anton tersebut.

Festival Kentang Modoinding VI diikuti ratusan peserta karnaval dari perwakilan Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM), perwakilan wilayah desa se-Modoinding serta dinas-dinas terkait. Ribuan pengunjung menyaksikan festival tahunan petani sayuran Modoinding tersebut. Tak hanya berasal dari masyarakat Minahasa, tapi juga dari daerah-daerah lain bahkan mancanegara. 

Baca juga : Kementan Dorong Sulteng jadi Pemasok Cabe Indonesia Timur

"Festival kentang ini kami nilai sebagai langkah maju dan kreatif yang muncul dari rasa syukur dan kepedulian dari segenap masyarakat Modoinding yang telah dianugerahi Tuhan berupa sumber daya alam hortikultura yang melimpah ruah," tandas Anton. 

Bupati Minahasa Selatan, Christiany Eugenia Paruntu, pada kesempatan tersebut mengajak masyarakat Modoinding dan sekitarnya untuk terus mensyukuri anugerah Tuhan berupa alam yang subur dan sayuran yang melimpah. "Setiap tahun total pendapatan masyarakat dari hasil budidaya sayuran di kawasan ini bisa mencapai hampir Rp 1 triliun. Pendapatan petani Modoinding juga menjadi yang tertinggi di Sulawesi Utara. Tak hanya kentang, Modoinding juga kaya dengan sayur mayur. Ini anugerah Tuhan yang harus selalu disyukuri," katanya.

Direktur Perbenihan Hortikultura sekaligus Plt. Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian, Sukarman, mengatakan varietas kentang yang banyak dikembangkan petani Modoinding dikenal dengan Kentang SupeJohn. Kentang unggul granola hasil mutasi alami tersebut ditemukan oleh salah seorang petani tulen warga Makaruyen Modoinding bernama John Walukow. 

Baca juga : Kementan dan Sumsel Lakukan Updating Luas Baku Lahan Sawah

"Kentang varietas SupeJohn memiliki keunggulan diantaranya bentuk umbinya yang lonjong bagus, tidak mudah rusak, kulitnya tidak mudah terkupas dan ukuran umbinya yang cukup besar. Jenis kentang tersebut sangat disukai petani maupun konsumen. Varietas SupJohn sendiri sudah terdaftar di Kementerian Pertanian melalui SK Mentan Nomor 3936/Kpts/Sr.120 tahun 2013," pungkasnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.