Dark/Light Mode

Soal Bahan Bakar Pesawat, Luhut Singgung Potensi Minyak Jelantah

Rabu, 29 Mei 2024 13:32 WIB
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan. (Foto: IG/@luhut.pandjaitan)
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan. (Foto: IG/@luhut.pandjaitan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan minyak jelantah atau used cooking oil dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk industri aviasi atau penerbangan. Hal ini sudah lazim dilakukan di negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Menurut dia, Indonesia memiliki potensi pasokan minyak jelantah sebesar 1 juta liter tiap tahunnya, dengan 95 persen diekspor ke beberapa negara.

"Pagi ini, saya memimpin Rapat Rancangan Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional Pengembangan Industri Sustainable Aviation Fuel (SAF) di Indonesia," kata Luhut di akun Instagram miliknya, @luhut.pandjaitan, Rabu (29/5/2024). 

Baca juga : Starlink Mulai Beroperasi di Indonesia, Anggota DPR Ungkap Potensi Bahaya Baru

Luhut menekankan pentingnya bahan bakar penerbangan ramah lingkungan. Berdasarkan data IATA, Indonesia diprediksi akan menjadi pasar aviasi terbesar keempat di dunia dalam beberapa dekade mendatang, dengan kebutuhan bahan bakar yang mencapai 7.500 ton liter hingga 2030.

Pertamina, sebagai pemimpin di bidang transisi energi, telah melakukan uji coba statis yang sukses dari SAF pada mesin jet CFM56-7B, membuktikan bahwa produk tersebut layak digunakan pada pesawat komersial. 

"Selain itu, penjualan SAF secara domestik dan ekspor diperkirakan dapat menciptakan keuntungan lebih dari Rp 12 triliun per tahun," ungkapnya.

Baca juga : Program Jelajah Pangan Nusantara, Pupuk Indonesia Gali Potensi Pertanian Hingga Pulau Terluar

Pengembangan industri SAF juga diharapkan menarik investasi dari sektor swasta maupun BUMN dalam pembangunan kilang biofuel.

"Dengan meningkatnya aktivitas penerbangan, emisi karbon juga akan bertambah. Karena itu, intervensi untuk mengurangi emisi karbon menjadi penting," tambah Luhut.

"Dari berbagai data dan kajian, bisa saya simpulkan bahwa SAF adalah solusi paling efektif untuk masa depan penerbangan ramah lingkungan di Indonesia," tambah Luhut.

Baca juga : Jusuf Kalla Datangi PN Jakarta Pusat, Jadi Saksi Meringankan Karen Agustiawan

Luhut menargetkan setelah keluarnya Peraturan Presiden, SAF dapat diluncurkan pada Bali Air Show yang akan diselenggarakan pada September mendatang.

 "Upaya menciptakan Bahan Bakar Aviasi Ramah Lingkungan (SAF) ini bukan hanya menjadi inovasi semata, melainkan suatu komitmen dalam upaya mengurangi emisi karbon global," tutupnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.