Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
RM.id Rakyat Merdeka - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendorong agar pemulihan lahan gambut dilakukan secara konsisten.
Wakil Menteri LHK Alue Dohong mengatakan, Indonesia sudah melaksanakan restorasi gambut di lahan konsesi seluas 3,9 juta hektare (ha) dan 52.430 ha di areal milik masyarakat sampai dengan Januari 2024.
Menurutnya, proses restorasi dan pemulihan itu dilakukan dengan upaya 3R, yaitu rewetting atau pembasahan kembali lahan, revegetasi atau penanaman kembali dan revitalisasi ekonomi masyarakat sekitar ekosistem gambut.
Baca juga : PKB Tunggu Arahan Kiai
“Pendekatan restorasi hidrologis gambut harus berbasis Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG). Saya selalu bilang berulang-ulang, tidak bisa parsial,” kata Alue di Jakarta, Rabu (19/6/2024).
Selain itu, kata Alue, perlu juga konsistensi menjalankan kebijakan yang telah ditetapkan. Termasuk implementasi bahwa pemanfaatan di fungsi lindung ekosistem gambut hanya berlaku sampai berakhirnya perizinan yang telah dikeluarkan sebelum terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2014 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Ekosistem Gambut.
Alue menilai, pemulihan gambut mendekati kondisi aslinya memerlukan waktu yang tidak sebentar, sehingga dibutuhkan konsistensi implementasi kebijakan sekaligus proses restorasi itu sendiri.
Baca juga : Biaya Kuliah Kedokteran Seharga Mobil Alphard
Alue juga menekankan perlunya memastikan keberlanjutan pemulihan di kawasan gambut yang memerlukan kolaborasi dengan para pihak.
Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK Sigit Reliantoro mengatakan, Indonesia telah berhasil mematahkan mitos bahwa lahan gambut terdegradasi tidak dapat dipulihkan.
Sejauh ini, Indonesia telah berhasil merestorasi 5,5 juta ha lahan gambut.
Baca juga : Banteng Jabar Masukkan Susi Pudjiastuti Di Plan B
“Ada satu mitos yang berhasil kita patahkan selama 10 tahun, yaitu mitos bahwa gambut itu tidak bisa dipulihkan,” tuturnya.
Sigit menjelaskan, Indonesia mengalami kebakaran hutan dan lahan (karhutla) hebat dalam beberapa waktu. Kebakaran hutan yang hebat terjadi pada 2015 yang terjadi di lahan seluas 2,6 juta ha.
Menurutnya, Pemerintah sudah mencanangkan strategi pencegahan sekaligus pemulihan ekosistem gambut yang rusak selama 10 tahun terakhir.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya