Dark/Light Mode

Sepanjang 2019, Kepolisian Berhasil Tangkap 275 Teroris

Kamis, 21 November 2019 13:51 WIB
Kapolri Jenderal Idham Azis (depan). (Foto: Patra Rizki Syahputra/Rakyat Merdeka)
Kapolri Jenderal Idham Azis (depan). (Foto: Patra Rizki Syahputra/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Aksi terorisme tahun ini menurun jika dibanding tahun sebelumnya. “Tahun 2019 terjadi 8 kali aksi terorisme. Turun 57 persen dibanding 2018 yang terjadi 19 aksi teror,” ungkap Kapolri Jenderal Idham Azis saat rapat bersama Komisi III DPR di Senayan, Jakarta, kemarin.

Idham menyebut, tahun ini jumlah teroris yang berhasil ditangkap kepolisian 275 pelaku tindak pidana terorisme. Dari jumlah itu, 2 pelaku sudah divonis, 42 orang dalam proses persidangan, 220 dalam proses penyidikan, dan 3 orang pelaku meninggal dunia. 

Menurutnya, sepanjang periode Juli-November 2019 hanya ada dua aksi teror besar di Indonesia. Yakni, penyerangan terhadap mantan Menko Polhukam Wiranto di Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten dan aksi teror di Mapolrestabes Medan beberapa waktu lalu.

Baca juga : Tito Dorong Kepala Daerah Untuk Pro Aktif

Dipaparkannya, berdasarkan hasil penyelidikan Polri, para pelaku penyerangan Wiranto merupakan jaringan dari Jamaah Ansor Daulah (JAD) yang berafiliasi dengan ISIS. Mereka terpapar terorisme melalui media sosial. Para pelaku memiliki tujuan menyerang pemerintah dan aparat kepolisian karena dianggap sebagai thougut.

Untuk penyerangan di Mapolrestabes Medan, lanjut Aziz, Polisi berhasil menangkap 74 orang jaringan teror di 10 wilayah. 74 orang tersebut terdiri dari 30 orang di Sumatera Utara, 11 orang di Jawa Barat, 5 orang di Pekanbaru Riau, 5 orang di Banten, 4 orang di Kalimantan Timur, 3 orang di DKI Jakarta, 2 orang di Aceh, 2 di Jawa Timur, dan 1 orang di Sulawesi Selatan.

 “Tim Densus 88 Anti-Teror akan terus bergerak untuk menang kap terduga teroris lainnya,” ungkapnya.

Baca juga : Pertamina Energi Forum 2019, Antisipasi Revolusi Energi

Sementara, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Kiagus Ahmad Badaruddin mengungkapkan, modus teroris mencari pendanaan terus berkembang. Dia mensinyalir mereka tidak pernah menyerah dalam membuka rekening baru untuk mengumpulkan dana.

 “Rekening anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Indonesia sudah banyak yang dimatikan tapi mereka bikin baru, dan tentunya nggak mencantumkan nama JAD dengan jelas,” kata Kiagus. Kiagus menegaskan, PPATK tidak akan patah semangat untuk menelusuri rekening-rekening yang diduga sebagai aliran dana teroris.

“Yang penting kita terus semangat, kita tidak boleh kalah dengan semangatnya teroris itu. Ayo, kita sama-sama tidak boleh patah semangat,” ujarnya. 

Baca juga : Utang Luar Negeri Indonesia Masih Aman Terkendali

Menurut Kiagus, teroris zaman sekarang tidak lagi menerima uang dari dalam negeri, namun dibagikan di luar negeri, kemudian dibawa ke Indonesia.  “Teroris sekarang bahkan tidak hanya menerima dari dalam negeri tapi juga terimanya di luar negeri nanti baru dibagikan dari sana atau dibawa. Banyak teknisnya,” tutur Kiagus. [DIR]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.