Dark/Light Mode

Perintah Menteri BUMN

Pertamina, Kurangi Impor Minyak Dong

Senin, 25 November 2019 23:06 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Istimewa)
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri BUMN Erick Thohir mendorong agar Pertamina mengurangi impor minyak. Tujuannya, untuk mengurangi beban defisit perdagangan kita. 


Hal ini diutarakan Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga. "Tugas jelas sebagaimana dimintakan oleh Bapak Erick Thohir, bagaimana supaya Pertamina bisa mengurangi impor minyaknya," ujar Arya di Jakarta, Senin (25/11).

Arya menjelaskan, upaya pengurangan impor minyak oleh Pertamina dapat dicapai melalui sejumlah cara. Di antaranya pembuatan kilang baru, pengembangan energi terbarukan atau melanjutkan pengembangan biodiesel B30, dan sebagainya.

Baca juga : Ahok Sanggup Capai Target Kurangi Impor Minyak Kita?

"Intinya mengurangi impor bahan bakar minyak atau BBM," katanya.

Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan, penunjukkan Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina dan Wakil Menteri I BUMN Budi Gunadi Sadikin sebagai Wakil Komisaris Utama demi mengurangi ketergantungan terhadap impor migas.

Erick yakin sebagai komut PT Pertamina, Ahok dapat mendorong perusahaan itu mencapai target.

Baca juga : Pertamina Resmikan Pom Bensin Pesawat Di Sorong

Sedang pengamat BUMN Toto Pranoto menilai bahwa tantangan pertama yang saat ini harus dihadapi dan dituntaskan adalah kemampuan meningkatkan produksi minyak (lifting) yang sudah tidak mencapai target nasional dalam beberapa tahun terakhir.

Solusi untuk mengatasi hal ini adalah dengan meningkatkan usaha eksplorasi dan tahap eksploitasi , baik onshore maupun offshore.

Tantangan berikutnya yang harus dituntaskan oleh Ahok, menurut dia, adalah kebutuhan Pertamina akan teknologi dan juga investasi besar dengan risiko tinggi. Agar kebutuhan dan investasi besar tersebut berjalan lancar, maka dibutuhkan pengawasan dari dewan komisaris.

Baca juga : Gunung Merapi Meletus, Durasinya 155 Detik

Di sisi lain Pertamina juga harus mengamankan pasokan BBM dalam negeri, sebagian dilakukan dengan melakukan impor BBM .Perlu pengawasan kuat dari pihak dewan komisaris yang dipimpin oleh Komisaris Utama bahwa proses ini dilakukan sesuai SOP dan mengeliminasi kemungkinan terjadinya kebocoran.

Tantangan lainnya adalah Komisaris Utama bersama dewan komisaris memperjuangkan agar rencana pembangunan kilang pengolahan baru (oil refinery) bisa dibangun sepenuhnya dengan dukungan pemerintah yang kuat. [KRS]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.