Dark/Light Mode

Penelitian Dari Australia Jadi Vitamin Baru Untuk Pelabuhan Indonesia

Rabu, 22 Januari 2020 12:04 WIB
Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Ekonomi dan Investasi Transportasi Prof. Wihana Kirana (tengah), Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Arif Toha (kanan) dan penulis buku Colin Duffield saat peluncuran buku bertajuk Infrastructure Investment in Indonesia: a Focus on Ports di Jakarta, Selasa (21/1).
Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Ekonomi dan Investasi Transportasi Prof. Wihana Kirana (tengah), Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Arif Toha (kanan) dan penulis buku Colin Duffield saat peluncuran buku bertajuk Infrastructure Investment in Indonesia: a Focus on Ports di Jakarta, Selasa (21/1).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengapresiasi atas diluncurkannya buku hasil penelitian internasional yang dilakukan oleh University of Melbourne yang digawangi Colin Duffield bekerja sama dengan Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Buku tersebut bertajuk Infrastructure Investment in Indonesia: a Focus on Ports.

Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Ekonomi dan Investasi Transportasi Prof. Wihana Kirana mengungkapkan, dari hasil studi tersebut bisa dijadikan referensi bagi Indonesia dalam pengelolaan dan peningkatan daya saing pelabuhan. 

“Buku ini sangat memberi inspirasi pada Kementerian Perhubungan dalam melihat kelebihan yang ada di Australia mengenai perkembangan pelabuhan, terutama melihat ekosistemnya, regulasinya, sistem prosedur, dan kita juga ingin belajar tentang SDM," katanya mewakili menteri perhubungan di acara peluncuran buku Infrastructure Investment in Indonesia, Jakarta, Selasa (21/1).

Baca juga : Sah, Irfan Setiaputra Jadi Direktur Utama Garuda Indonesia

Wihana mengatakan, hal ini memberikan vitamin baru khususnya bagi Kemenhub dalam melihat aspek infrastruktur pelabuhan dan ekosistem pelabuhan.

Menurutnya, Indonesia bisa belajar dari Australia terutama dalam pengembangan pelabuhan. Misalnya, di Labuan Bajo, pemerintah akan mengembangkannya sebagai pelabuhan khusus melayani turis dan dari studi ini bisa dilihat tentang integrasi antarmoda.

“Kita bisa belajar bagaimana caranya mengintegrasikan antarmoda. Bagaimana peran pelabuhan kita bisa mendukung pariwisata lima Bali Baru, mulai dari Sumatera ada Danau Toba, lalu Borobudur, Mandalika, Labuhan Bajo, dan Likupang," jelasnya. 

Baca juga : Kapal Phinisi Terbalik di Labuan Bajo, Wartawan Istana Selamat

Wihana menambahkan, persoalan klasik yang ada di Indonesia adalah terkait kewenangan mengenai pengelolaan pelabuhan, di mana saat ini terdapat beberapa kementerian atau lembaga terkait yang kewenangannya harus diatur supaya pelabuhan di Indonesia lebih produktif, efisien, dan memberikan hasil yang lebih maksimal. 

Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Arif Toha mengatakan, Kemenhub terus mendorong kesempatan untuk berusaha serta membuka peluang bagi swasta untuk mengelola pelabuhan guna meningkatkan daya saing pelabuhan di Indonesia. 

“Kepastian konektivitas jaringan menjadi sangat penting untuk menarik kapal datang ke pelabuhan. Begitu pun dengan akses darat harus kita dorong salah satunya dengan mendekatkan area industri dengan pelabuhan,” katanya. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.