Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Soal Potongan Video "Yang Bayar Gaji Ibu Siapa?"

Menkominfo Rudiantara Luruskan Masalah

Jumat, 1 Februari 2019 09:09 WIB
Menkominfo Rudiantara (Foto: Khairizal Anwar/Rakyat Merdeka)
Menkominfo Rudiantara (Foto: Khairizal Anwar/Rakyat Merdeka)

RM.id  Rakyat Merdeka - Beredarnya potongan-potongan video Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara yang terkait dengan lontaran pertanyaan terhadap salah satu Aparat Sipil Negara (ASN), dalam acara internal Kominfo di Hall Basket Senayan, Jakarta, Kamis (31/1), membuat sang Menteri angkat bicara.

Rudiantara meluruskan masalah. Pria yang pernah menjabat Komisaris Indosat dan Wakil Direktur Utama PLN ini, tak ingin pernyataan “yang bayar gaji ASN adalah pemerintah/negara” dalam forum internal tersebut, menimbulkan persoalan yang berbeda. Apalagi, dikaitkan dengan Pilpres April mendatang.

"Kami perlu menjelaskan kronologi dan konteksnya, agar dapat menjadi gambaran utuh. Tidak sepotong-sepotong, sebagaimana video dan kutipan yang banyak beredar," ujar Rudi melalui akun Twitter-nya, Jumat (1/2).

Baca juga : Menteri LHK: Keuntungan Sekali Panen Rp 120 Jutaan

Terkait hal ini, Plt Kepala Biro Humas Kemenkominfo Ferdinandus Setu menjelaskan dalam salah satu bagian acara sambutan, Rudiantara meminta masukan kepada semua karyawan, terkait 2 buah desain Sosialisasi Pemilu yang diusulkan untuk Gedung Kominfo. Masukan tersebut diminta dengan gaya pengambilan suara.

Semua berlangsung dengan interaktif dan antusias, sampai ketika seorang ASN diminta maju ke depan. ASN tersebut menggunakan kesempatan itu, untuk mengasosiasikan, dan bahkan dapat disebut sebagai mengampanyekan nomor urut pasangan tertentu.

"Padahal sebelumnya, Menkominfo sudah dengan gamblang menegaskan, bahwa pemilihan tersebut tidak ada kaitannya dengan pemilu. Penegasan tersebut terhitung diucapkan sampai 4 kalimat, sebelum memanggil ASN tersebut ke panggung," terang Ferdinandus, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (1/2).

Baca juga : Kemenkes Gencarkan Gerakan Jumantik

Dalam zooming video hasil rekaman, terlihat bahwa ekspresi Menkominfo terkejut dengan jawaban ASN, yang mengaitkan dengan nomor urut capres itu. "Sekali lagi, Menkominfo menegaskan bahwa tidak boleh mengaitkan urusan ini dengan capres," tandas Ferdinandus.

Momen selanjutnya adalah upaya Rudiantara untuk meluruskan permasalahan desain, yang malah jadi ajang kampanye capres pilihan seorang ASN di depan publik. Terlihat, ASN tersebut tidak berusaha menjawab substansi pertanyaan. Bahkan, setelah pertanyaannya dielaborasi lebih lanjut oleh Rudi. 

Rudi merasa tak habis pikir, mengapa ASN yang digaji rakyat/pemerintah menyalahgunakan kesempatan, untuk menunjukkan sikap tidak netralnya di depan umum. "Dalam konteks inilah terlontar pertanyaan “yang gaji Ibu siapa?”. Saat itu, Menkominfo hanya ingin menegaskan bahwa ASN digaji oleh negara. Sehingga, ASN harus mengambil posisi netral, setidaknya di hadapan publik," papar Ferdinandus.

Baca juga : Kebijakan Bagasi Berbayar Ganggu Sektor Pariwisata

Ia menjelaskan, atas pernyataan “yang menggaji pemerintah dan bukan keyakinan Ibu”. Menurutnya, “keyakinan” dalam hal ini, bukanlah dimaksudkan untuk menunjuk pilihan ASN tersebut. Melainkan, merujuk kepada sikap ketidaknetralan yang disampaikan kepada publik. Hal itu dinilai mencederai rasa keadilan rakyat, yang telah menggaji ASN.

"ASN yang digaji negara/pemerintah harus netral. Harus jadi pemersatu bangsa dan memerangi hoaks. Kami menyesalkan beredarnya potongan-potongan video, yang sengaja dilakukan untuk memutus konteks masalah, dan tidak menggambarkan peristiwa secara utuh," tutur Rudiantara. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.