Dark/Light Mode

Curhat Di Instagram

Luhut: Saya Tak Ingin Membungkam Kritik

Sabtu, 11 April 2020 06:49 WIB
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: ist)
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Luhut Binsar Pandjaitan akhirnya buka suara, khususnya terkait berbagai kritik yang datang terhadapnya. Lewat akun Instagram miliknya, Menko Kemaritiman dan Investasi ini curhat panjang lebar. Katanya, dia tak ingin membungkam kritik.

Selama pandemi corona, nama Luhut jadi trending topic di jagat Twitter. Hampir tiap hari pensiunan jenderal bintang empat ini jadi bahan gunjingan warganet. Penyebabnya macam-macam. Mulai dari omongannya yang menganggap enteng wabah corona sampai perseteruannya dengan mantan Sekretaris BUMN Said Didu.

Apa yang dialaminya itu, kemarin dijawab Luhut di Instagram. Melalui akun @luhut.pandjaitan, Luhut posting 7 foto di Instagram pada Kamis petang. Tiap slide memuat beragam cerita mulai dari kisah pengalaman saat jadi prajurit dulu sampai ungkapan kekecewaannya terhadap pelbagai tuduhan yang dialamatkan kepada dirinya belakangan ini. Menurut Luhut, tuduhan tersebut bukan lagi sebuah kritik, melainkan ujaran kebencian yang dinilai melampaui batas. "Setiap tindakan ada konsekuensinya," tulis Luhut, memberikan keterangan foto yang diunggahnya.

Postingan tersebut telah mendapat 528 komentar dan disukai lebih dari 2 ribu pengguna. Isi komentarnya beragam. Ada yang mendukung meski tak sedikit yang masih melemparkan kritik. 

Baca juga : Corona Grogoti Industri Logam Sampai Elektronika

Apa isi curhatnya? Cerita dimulai dari kisah Luhut menghabiskan lebih dari 30 tahun masa hidupnya sebagai prajurit. 

Luhut mengaku masih mengingat janji dan sumpah prajurit serta Sapta Marga yang sempat disindir oleh Said Didu. Sapta Marga mengajarkannya untuk terus membela kejujuran, kebenaran, dan keadilan. 

Kata dia sebagai prajurit ia tak pernah ragu ketika terjun ke daerah operasi. Sebagai prajurit RPKAD (cikal bakal Kopassus), ia terbiasa menghadapi pertempuran jarak dekat dan situasi mencekam.

Di akhir slide, Luhut mengaku terbiasa tak mudah memasukkan kritik ke dalam hatinya.  Pada dasarnya ia senang menerima masukan yang membangun dari siapa pun. Bahkan ia selalu  mempersilahkan siapapun yang ingin menyampaikan kritik untuk datang dan duduk bersama mencari solusi permasalahan bangsa. Bukan dengan melempar ucapan yang menimbulkan kegaduhan tanpa fokus pada inti permasalahan.

Baca juga : Darurat Covid-19, Kemenag Tunda Layanan Akad Nikah

Belakangan, Luhut melihat dinamika yang terjadi sudah melampaui batas. Ia tak habis pikir kenapa di tengah pandemi virus corona, ujaran kebencian dan fitnah terus dipelihara. "Mengapa kita malah terus-terusan mencari perbedaan, tanpa sedikit pun berpikir persatuan?," katanya pada slide berikutnya.

Pada momen seperti ini Luhut mengaku rindu pada sosok Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yang semangat positifnya selalu menginsipirasinya dalam menjalani hidup sebagai pejabat negara. "Dari Gus Dur saya belajar, perbedaan dan kritik pasti ada dan tak bisa dihilangkan karena perbedaan itu lahir bersama kita."

Wejangan Gus Dur ini yang membuatnya selalu berprinsip bahwa persaudaraan antar anak bangsa harus dikedepankan. Dia menyayangkan, di tengah kondisi negara saat ini, masih ada oknum yang bertindak dan berucap untuk memperkeruh keadaan dengan menyerang secara personal. Luhut pun juga tidak berniat untuk membungkam kritik kepada dirinya. Baginya, kritik adalah motivasi.

Di slide terakhir, Luhut menyinggung tuduhan ke pribadi seseorang bakal mengenai sisi paling privat. "Ini pula yang kemudian dirasakan oleh keluarga dan orang-orang terdekat saya. Mereka merasa yang hari ini terjadi sudah kelewat batas dan bukan contoh yang baik bagi pendidikan moral dan pendewasaan generasi penerus bangsa yang besar ini, terutama dalam berdemokrasi dan menyampaikan pendapat," katanya.

Baca juga : Anies Minta Warga Jakarta Tak Tinggalkan Ibu Kota

Seperti diketahui, Luhut memutuskan untuk melanjutkan tuduhan penghinaan yang dilakukan Said Didu ke proses hukum. Sebab, tidak ada kata maaf di dalamnya. Perseteruan Luhut dengan Said Didu masih jadi sorotan warganet. Pakar hukum tata negara Refly Harun ikut berkomentar. Bahkan dia sengaja membuat video pendek. "Tidak ada pejabat yg menjadi buruk krn dikritik atau dihina. Mereka menjadi buruk karena kelakuannya," kicau @reflyHZ. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.