Dark/Light Mode

Launching Website Siapnikah

BKKBN Akui Penggunaan KB Turun 50% Saat Pandemi

Senin, 4 Mei 2020 13:09 WIB
Launching Website Siapnikah BKKBN Akui Penggunaan KB Turun 50% Saat Pandemi

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat, pemasangan alat kontrasepsi keluarga berencana (KB) selama masa pandemi menurun hampir 50 persen. Penurunan ini berpotensi meningkatkan kehamilan. Hal yang menjadi perhatian serius BKKBN di masa pandemi.  

"Pantauan kami, pemakaian alat kontrasepsi turun 50 persen. Ini bahaya," kata Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo saat webinar launching website www.siapnikah.org bertajuk Family 4.0, Membangun Keluarga Berkualitas di Era Digital, Senin (4/05).  

Menurut Hasto, di masa pandemi ini, layanan untuk ibu hamil di fasilitas kesehatan juga akan terdampak. 

Selain itu, banyak keluarga yang terganggu ekonominya karena Pemutusan Hubungan Kerja, atau usaha lesu. Akibatnya, belanja untuk pemenuhan nutrisi jika istri hamil juga akan terganggu. 

"Apalagi, pada fase hamil muda, daya tahan tubuh turun, jadi lebih rentan terserang penyakit," ucapnya.

Karena itu, Hasto menyarankan agar pasangan usia subur tetap menggunakan alat kontrasepsi di masa pandemi ini. 

Baca juga : Basarah: Waspadai Gangguan Keamanan di Tengah Pandemi Covid-19

Untuk menekan angka kehamilan muda, BKKBN bersama Rumah Perubahan mendesain website www.siapnikah.org, yang bisa menjadi ‘one stop solution’ dan rujukan bagi generasi muda untuk mendapat bekal pengetahuan dan lebih siap menikah. "Termasuk belajar parenting atau pengasuhan anak," terangnya. 

Salah satu dimensi yang menjadi perhatian serius BKKBN adalah kesiapan usia dalam berkeluarga. 

Hasto menyebut, usia siap nikah bagi laki-laki setidaknya 25 tahun dan perempuan 21 tahun. Namun, data menunjukkan angka hamil dan melahirkan pada usia 15-19 tahun di Indonesia masih tinggi, 36 dari 1.000 kelahiran. 

"Hamil dan melahirkan di usia remaja lebih berisiko secara kesehatan maupun mental," ucap dokter pakar bayi tabung tersebut.

Terkait adanya fasilitas kesehatan yang mengurangi layanannya karena tenaga medisnya kekurangan Alat Pelindung Diri (APD), BKKBN sudah menyediakan alternatif akses layanan KB melalui mobil keliling di berbagai daerah. "Jadi, kami pesan betul, di masa pandemi ini tolong jangan hamil dulu," ujarnya.

Bangun Keluarga Digital

Baca juga : Angka Kejahatan Turun Selama Pandemi Covid-19

Sementara Guru Besar Fakultas Ekonomi UI, Rhenald Kasali menambahkan, era digital membutuhkan kesiapan lebih bagi calon pasangan maupun keluarga muda yang tengah membangun rumah tangga. 

"Digitalisasi mendorong perubahan masif dan cepat di berbagai bidang. Jadi kita dituntut adaptif," ujarnya.

Rhenald mengatakan, generasi muda maupun keluarga muda harus memiliki kemampuan  literasi digital. Salah satunya, adalah menyaring informasi. Sebab, popularitas media sosial telah memicu banjir informasi. Sayangnya, sebagian adalah hoax. 

"Salah satu isu terbesar yang menjadi sasaran hoax adalah kesehatan. Jadi, sangat terkait dengan keluarga," katanya.

Selain tantangan, era digital juga melahirkan banyak peluang. Misalnya, di masa pandemi ketika banyak perusahaan dan pekerja terdampak, kini muncul geliat entrepreneurship di kalangan keluarga. 

Misalnya, ibu rumah tangga yang berjualan sayuran, makanan, masker, maupun disinfektan melalui grup WhatsApp dan medsos. 

Baca juga : Bamsoet Dukung Langkah Polisi Bubarkan Kerumunan Secara Persuasif

"Artinya, platform yang sebelumnya hanya menjadi kanal komunikasi dan sosialisasi, kini banyak dimanfaatkan untuk berbisnis," jelasnya.

Aspek lain yang sangat erat kaitannya dengan keluarga adalah pengasuhan anak atau parenting. Sekolah dari rumah di masa pandemi membuat porsi pendidikan anak yang dulu banyak berlangsung di sekolah, kini bergeser ke rumah.

Para orang tua pun harus menjalankan peran sebagai pendidik bagi anak-anaknya. Di sini, kemampuan adaptif kembali dibutuhkan. Zaman sudah berganti. Metode belajar zaman dulu yang banyak menekankan hafalan, tak lagi relevan dengan kebutuhan hari ini dan masa depan. 

"Jadi, saat ini bukan hanya anak yang harus belajar, tapi orang tua pun juga harus terus belajar," ujarnya. [FIK]


 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.