Dark/Light Mode

Bupati Tangerang A Zaki Iskandar

Tes Massal Di-Gratis-kan Saja, Aktivitas Kembali `New Normal`

Rabu, 6 Mei 2020 08:50 WIB
Bupati Tangerang A Zaki Iskandar. (Foto: Randi Tri Kurniawan/RM)
Bupati Tangerang A Zaki Iskandar. (Foto: Randi Tri Kurniawan/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Salah satu cara memutus rantai penyebaran virus Corona adalah dengan tes massal. PCR atau swab test tergolong mahal. Cara lainnya rapid test. Ada rapid test gratis, tetapi masih jarang dan hanya tempat-tempat tertentu saja.

Masyarakat yang secara swadaya ingin test, harus mencari sendiri. Sejumlah rumah sakit swasta ada yang menawarkan rapid test, tetapi harganya tidak murah. Rata-rata kisaran Rp 300-600 ribuan per kit. Padahal, jika rapid test bisa digratiskan atau minimal harganya murah dan mudah terjangkau, wabah Corona bisa ditangani lebih fokus.

Baca juga : Erupsi Gunung Merapi, 3 Bandara Angkasa Pura I Beroperasi Normal

Bupati Tangerang A Zaki Iskandar mengatakan, jika rapid test mudah dan murah dijangkau masyarakat, apalagi gratis, pemerintah daerah bisa perlahan mencabut status PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Aktivitas masyarakat bisa segera kembali dengan “New Normal” agar situasi sosial ekonomi berjalan kembali. New normal maksudnya, aktivitas dengan menerapkan protokol kesehatan.

“Tingkat kesembuhan penyakit ini tinggi. Jadi, mereka yang tertular, lalu isolasi dan disiplin makan bergizi, minum vitamin, istirahat, akhirnya bisa sehat kembali. Hanya yang kondisi kesehatannya makin parah, baru dibawa ke pusat kesehatan, rumah sakit dan seterusnya. Jika rapid test mudah dijangkau dan murah, maka semua sentra aktivitas ekonomi bisnis bisa buka kembali dengan protokol Covid19,” kata Zaki, saat wawancara eksklusif dengan Rakyat Merdeka, di kantornya, pekan lalu.

Baca juga : Besok Jadwal MRT dan Transjakarta Kembali Normal

Tim Rakyat Merdeka yaitu Kiki Iswara Darmayana, Ratna Susilowati, Agus Yuli, M Fahmi, Haris Indrawan dan Randy Tri Kurniawan ngobrol dengan Bupati Tangerang, siang hari, dengan menerapkan physical distancing. Duduk berjarak satu meteran, dan semuanya mengenakan masker.

Menurut Zaki, tentang usulan ini, dia sudah berdiskusi dengan sejumlah orang. Salah satunya, Muhammad Qodari, yang dikenal sebagai pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indobarometer.

Baca juga : Aman, Bandara Halim Perdanakusuma Kembali Beroperasi Normal

“Beberapa hari lalu, saya diskusi dengan Mas Qodari (Muhammad Qodari, Indobarometer, Red). Ada usulan, bagaimana bila Pemerintah memberi subsidi agar harga test terjangkau atau murah. Misalnya, Rp 18-25 ribu per test kit. Warga yang merasa gejala atau demam, silakan tes. Saat hasilnya reaktif, lakukan isolasi mandiri di rumah. Barulah disitu, pemerintah hadir. Dinas Sosial datang dan memberikan bantuan. RT RW dan tetangganya diberitahu, ada warganya harus isolasi. Jadi, bansos hanya diberikan kepada yang isolasi diri. Ini akan lebih baik, daripada kita memberikan bansos kepada banyak orang,” kata Zaki.

Bukankah rapid test ini disebut kurang akurat? Menurut Zaki, walaupun, rapid test ini ada failure-nya. Tetapi, paling tidak, saat imunnya reaktif, bisa dideteksi duluan. Sebagai pencegahan, langsung isolasi, dan diberi bantuan sosial. “Ini usulan mungkin penting dipertimbangkan, daripada seperti sekarang, semua aktivitas stop, yang berakibat banyak kegelisahan sosial ekonomi, agama dan seterusnya,” papar dia. [TIM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.