Dark/Light Mode

Laksanakan Instruksi Presiden, Kementan Optimalkan Bantuan Untuk Jaga Produktivitas Pertanian

Rabu, 27 Mei 2020 16:04 WIB
Petani gunakan alat mesin pertanian untuk percepatan panen.
Petani gunakan alat mesin pertanian untuk percepatan panen.

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya mengoptimalkan bantuan pertanian yang sudah ada untuk memenuhi target produksi pangan 2020. Kementan optimis target produksi tetap tercapai, kendati mengalami pemotongan anggaran yang cukup besar untuk penanganan Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19.

Sebagaimana diketahui, DPR menyetujui penyesuaian anggaran Kementan dalam membantu penanganan Covid-19. Basis anggaran Kementan yang semula Rp 21,05 triliun untuk APBN 2020, mengalami penyesuaian menjadi Rp 14 triliun. Salah satu yang terdampak adalah alokasi untuk alat mesin pertanian bagi petani.

Adapun pemangkasan ini sebagai tindakl lanjut dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 tahun 2020 tentang Refocussing Kegiatan, Realokasi Anggaran serta Pengadaan Barang dan Jasa dalam rangka Percepatan Penanganan Covid-19.

“Jadi sekarang bagaimana kita mengoptimalkan bantuan yang sudah ada. Nah, Presiden dalam rapat terbatas (ratas) telah mengamanahkan hal tersebut kepada Kementan," kata Direktur Alat Mesin Pertanian (Alsintan) Direktorat Jendral (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Andi Nur Alam Syah dalam diskusi webinar bertajuk Korporasi Pertanian Maju, Modern dan Mandiri, via aplikasi Zoom belum lama ini. Adapun diskusi ini terselenggara atas kerja sama Ditjen PSP Kementan dan Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (PERTETA). 

Adapun dalam ratas tersebut, sambung eks Kepala Balai Besar Mekanisasi Pertanian Serpong ini, Presiden memberikan beberapa arahan kepada Menteri Pertanian, pertama fokus pada pengembangan pertanian pada tujuh daerah (lokasi) dan komoditas yang telah ditentukan. 

Baca juga : Jalankan Instruksi Shin Tae-Yong, Sandi Arta Jaga Asupan Saat Lebaran

Kedua, melihat kembali skema pupuk yang ada untuk menciptakan nilai tambah sehingga anggaran untuk subsidi pupuk yang telah dikeluarkan tidak sia-sia. Selain itu, mencari skema yang tepat untuk penyelesaian permasalah subsidi pupuk. 

Ketiga, mengkaji konsekuensi yang muncul dari sisi keuangan apabila Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) daerah ditarik ke pusat. 

Dan terakhir, melihat permasalahan alsintan dan memastikan pembelian alsintan tersebut memberikan keuntungan berupa kenaikan produksi atau memudahkan untuk berproduksi sehingga mampu meningkatkan produktivitas pangan.

“Khusus penggunaan alsintan ini, memang memberikan dampak signifikan bagi petani kita berupa kenaikan produktivitas. Kita bisa menunjukkan peran mekanisasi ini sangat penting‎ terhadap penurunan biaya produksi, peningkatan produksi, penurunan hasil susut pasca panen, efisiensi tenaga kerja dan juga waktu. Sudah banyak petani kita dengan bantuan alsintan ini terangkat statusnya dari petani miskin menjadi petani  sejahtera," jelas Andi.

Lebih lanjut, Andi menuturkan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo telah memberikan target-target yang harus dicapai pada 2020, yakni peningkatan produksi dan produktivitas melalui gerakan nasional peningkatan produktivitas dan produksi komoditas pertanian serta peningkatan kapasitas SDM pertanian. Menurunkan biaya pertanian menuju pertanian berbiaya rendah melalui peningkatan efisiensi dan pengembangan kawasan berbasis korporasi. 

Baca juga : Bantu Warga, Kementan Salurkan Bantuan Sembako Hingga Benih Sayur Dan Buah

Kemudian, pengembangan dan penerapan mekanisasi serta akselerasi pemanfaatan inovasi teknologi. Dan terakhir, ekspansi pertanian melalui perluasan pemanfaatan lahan termasuk lahan rawa dan sub optimal lainnya serta penyediaan air (irigasi, embung, dan bangunan air lainnya). 

Dengan gerakan ini, diharapkan pertumbuhan ekonomi 7persen tercapai. Peningkatan ekspor tiga kali lipat untuk komoditi pertanian hingga 2024 bertahap bisa diwujudkan.

Khusus mekanisasi pertanian, Andi menuturkan, Kementan selama lima tahun ini sejak 2015-2019, tercatat telah menginvestasikan Rp 12,5 triliun untuk pengadaan alsintan. Total yang telah terdistribusi ke petani sebanyak 463.009 unit alsintan pra panen. Dengan rincian traktor roda dua 140.308 unit, traktor roda empat 11.118 unit, pompa air 107.633 unit, rice transplater atau alat tanam 19.966 unit, cultivator 13.735 unit, excavator mini 453 unit, excavtor standar 416 unit, handsprayer 154.166 unit, implement alat tanam jagung 1.940 unit, dan beberapa unit alsintan lainnya.

“Orang mengatakan bantuan alsintan ke petani ini sudah terlalu besar tapi sebenarnya ini belum seberapa. Kita lihat dari 1983 sampai 2013, pengadaan alsintan kita itu hanya naik 1,4 persen per tahun. Bandingkan ketika pemerintahan Jokowi dimulai 2015, itu kan ada bantuan alsintan dari pusat begitu massif sampai 2019 kemarin itu ada kenaikan 23,6 persen per tahun dan itu terkompensasi dengan kenaikan produktifitas pertanian kita. Jadi itu terkompensasi ke produktivitas petani kita," jelasnya.

Andi menuturkan, hasil kajian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 2018 menunjukkan bahwa inovasi penganggaran belanja pembangunan di Kementan termasuk yang terbaik. Dalam kajiannya tersebut, Bappenas menyoroti peningkatan belanja alsintan dan input produksi yang ada di Kementan, salah satunya belanja alsintan yang kenaikannya cukup besar. 

Baca juga : Angkasa Pura II Siapkan Protokol The New Normal untuk Aktivitas Bandara

“Hasilnya terlihat bahwa setiap kenaikan anggaran 1 persen itu dampaknya pada daerah itu (terjadi kenaikan) 0,33 persen peningkatan (pertumbuhan) subsektor pertanian. Dia (Belanja Alsintan) memberi kontribusi ke pertanian itu 0,08 persen terhadap pertumbuhan ekonomi. Begitu juga dengan KKP ya sekitar itu  Tapi kita yang paling tinggi," katanya.

Karena dampak positif dari terobosan kebijakan Kementan untuk belanja barang kebutuhan produktif bagi pertanian ini, Bappenas merekomendasikan agar inovasi penganggaran pembangunan belanja barang yang dilakukan kementan itu bisa diterapkan pada banyak kementerian. 

“Dalam perencanaan ke depan, belanja barang yang produktif (di Kementan) dapat menjadi terobosan untuk diterapkan sehingga belanja kementerian lembaga bisa lebih berkualitas. Sebab belanja yang dilakukan Kementan mampu menumbuhkan perekonomian sektoral daerah, mengatasi ketimpangan daerah, menyerap tenaga kerja‎, dan meningkatkan produktifitas," tambah dia. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.