Dark/Light Mode

Negara Peduli Dan Perhatikan Petani

Jumat, 29 Mei 2020 16:54 WIB
Presiden Jokowi
Presiden Jokowi

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah bersama petani terus berupaya memenuhi kebutuhan pangan bagi 267 Juta penduduk Indonesia di masa Covid-19. Berbagai insentif digulirkan untuk menjaga petani dari ancaman dan dampak pandemi. 

Presiden Jokowi dalam rapat terbatas yang digelar melalui telekonferensi dari Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (28/5), menyatakan, pemerintah menyiapkan insentif kepada petani dan nelayan di tengah pandemi dalam rangka menjaga ketersediaan bahan pokok.

“Tujuan utama dari skema program ini adalah untuk meringankan beban biaya konsumsi rumah tangga dari keluarga yang kurang mampu termasuk di dalamnya adalah petani dan nelayan miskin," kata Jokowi.

Selain dalam bentuk jaring pengaman sosial, Jokowi mengatakan, pemerintah juga memberikan stimulus modal kerja dan subsidi bunga kredit.

Baca juga : New Normal, BPSDM Perhubungan Terapkan Protokol Kesehatan di Kampus

“Program yang telah diputuskan dan tengah berjalan ini mengalokasikan anggaran sebesar Rp 34 triliun untuk membantu para petani dan nelayan lewat kebijakan relaksasi pembayaran angsuran dan pemberian subsidi bunga kredit,” jelas  Jokowi.

Relaksasi tersebut, menurutnya, diberikan kepada penerima pembiayaan yang didapat melalui sejumlah program seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), Membina Keluarga Sejahtera (Mekaar), pembiayaan ultramikro (UMi), pegadaian hingga pembiayaan dan bantuan permodalan dari beberapa kementerian.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan, pemberian bantuan kepada petani, sebagai stimulus agar petani miskin bisa bertahan dan tetap semangat.

“Petani itu pejuang terdepan dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Karena itu, sesuai arahan Bapak Presiden, keberlanjutan pertanian Indonesia harus kita jaga. Ada kurang lebih 2,76 juta petani yang masuk kategori miskin. Sebagai bagian dari anak bangsa, negara memperhatikan nasib mereka,” kata SYL setelah melakukan panen bawang merah di Desa Risa, Kecamatan Woha, Kabupaten Bima.

Baca juga : Ketegangan AS-China Hantui Pergerakan Rupiah Hari Ini

SYL mengatakan, pemerintah akan memberikan bantuan bagi 2,76 juta petani miskin berupa dana tunai sebesar Rp 300.000 per orang selama 3 bulan untuk pembelian Saprotan (Benih, Pupuk, Pestisida, dll). Selain itu, menurutnya, petani miskin juga akan mendapatkan biaya operasional sebesar Rp 300.000.

Kementan telah melakukan refocusing anggaran untuk penguatan produksi pertanian, baik untuk penyiapan benih/bibit hingga alsintan. Bahkan untuk penguatan permodalan, pemerintah juga menyiapkan Kredit Usaha Rakyat (KUR), dengan alokasi dana Rp 50 triliun yang dapat dimanfaatkan oleh petani.

“Sampai pertengahan Mei ini, serapan KUR yang sudah disalurkan Kementan mencapai Rp 17 triliun. Ini sangat menggembirakan karena insentif yang kita siapkan direspons positif petani,” pungkasnya.

SYL menambahkan, langkah kebijakan pangan tetap terjaga adalah percepatan tanam padi Masa tanam (MT) II, perbaikan sistem logistik pangan nasional dengan penyiapan buffer stock, pendirian lumbung pangan di provinsi dan kabupaten/kota serta Komando Strategis Penggilingan Padi (Kostraling) di seluruh kecamatan. 

Baca juga : Kota Bekasi Matangkan Persiapan New Normal

“Jadi tidak benar pemerintah diskriminatif  dalam membuat kebijakan buat petani. Secara simultan insentif pemerintah bermuara bagi rakyat dan petani secara khusus. Kita harus bersama menjaga pangan Indonesia," tutup SYL. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.