Dark/Light Mode

Ini Hasil Riset Kemenristek

10 Tren Teknologi Diramal Naik Daun Akibat Covid-19

Minggu, 14 Juni 2020 06:21 WIB
Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro. (Foto: Istimewa)
Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tak semua dampak Covid-19 buruk. Pandemi ini membuka banyak peluang bisnis baru, khususnya bagi startup Indonesia saat tatanan kenormalan baru atau The New Normal.

Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro menyebut, setidaknya ada sepuluh tren teknologi yang menjadi peluang baru bagi startup indonesia saat The New Normal.

Peluang tersebut dapat dikembangkan selama maupun sesudah pandemi Covid19 berakhir. “Sepuluh tren ini jangan kita lihat sebagai darurat, justru harus kita lihat sebagai The New Normal atau The New Future karena ini adalah bagian dari revolusi industri Keempat,” ungkap Bambang saat Live Streaming bertopik Life After Pandemic Covid-19 baru-baru ini.

Baca juga : Ibuprofen Mulai Dilirik Jadi Obat Covid

Sepuluh tren teknologi dalam New Normal yakni belanja daring, pembayaran digital, teleworking (work from home), telemedicine, teleeducation and training, hiburan daring, rantai pasokan atau supply chain 4.0, 3D printing, robot dan drone serta teknologi 5G dan tek nologi informasi dan komunikasi (TIK).

Bambang menuturkan, salah satu contoh inovasi dalam bidang telemedicine yang sudah diaplikasikan adalah robot Medical Assistant itSAirlangga (rAiSA) yang dikembangkan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA).

“Robot itu yang bisa mensubstitusi perawat, memberikan makan, memberikan obat, sampai mengecek infus itu bisa dilakukan oleh robot sehingga perawat tidak perlu terlalu sering bertemu pasien karena sering bertemu pasien berarti eksposur terhadap Covid-19 juga semakin tinggi,” ungkapnya.

Baca juga : Restrukturisasi KUR Untuk Peternak Terdampak Covid-19

Tren teknologi lain yang kini sudah banyak dirasakan banyak orang, lanjut Bambang, belanja daring dan pembayaran digital Kemudahan teknologi itu makin banyak dipilih kalangan milenial dan ibuibu dalam berbelanja dibanding berbelanja secara langsung.

Yang milenial pasti sudah seratus persen barangkali mengalihkan kegiatan belanjanya menuju e-commerce bahkan untuk ibui-bu yang biasanya lebih senang mencari sendiri ke supermarket sekarang lebih senang kalau bisa pesan lewat supermarket online dan langsung diantar ke rumah. Ini berarti logistik sudah jalan,” ungkap Bambang.

Bambang mendorong para pemuda dan milenial terutama dari perguruan tinggi untuk tidak hanya melihat startup dalam lingkup bisnis berbasis online saja tetapi juga mulai melihat bidang-bidang lain yang sudah harus menerapkan teknologi terbaru. Salah satu contohnya startup di bidang genome bernama Nusantics yang didukung oleh Kemenristek/BRIN serta Badan Pengkajian dan Penerapan teknologi (BPPT).

Baca juga : Ini Catatan Penting Gempari Dalam Penanganan Covid-19

Nusantics kini sudah berhasil merancang Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT PCR) test kit untuk deteksi Covid-19 yang akan diproduksi massal oleh PT Bio Farma.

“Jadi kini ada startup di bidang kesehatan, bahkan startup di bidang vaksin dengan tentunya pendekatan teknologi yang baru. Mereka tidak sekadar membuat vaksin tapi mengembangkan metode baru dalam pengembangan vaksin,” ungkap Bambang. [QAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.