Dark/Light Mode

Nggak Cuma Lamban Urus Covid, Kemenkes Juga Lelet Tangani Stunting

Minggu, 5 Juli 2020 22:30 WIB
Ilustrasi stunting (Foto: Istimewa)
Ilustrasi stunting (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Selain permasalahan belum adanya Juklak/Juknis, permasalahan lain ada pada penyelamatan anggaran stunting di APBN/APBD. Dengan adanya krisis pandemi Covid-19, pemerintah tengah merealokasikan banyak anggaran sektor lain yang dialihkan untuk penanganan Covid-19.

Nah, seharusnya kata Agus, anggaran untuk penanganan stunting tidak boleh diganggu gugat, mengingat ini program strategis pemerintah yang langsung di-endorse oleh Presiden. Tapi kenyataan di lapangan berkata lain.

"Temuan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas menyebut, anggaran stunting dipakai untuk membuat pagar Puskesmas. Ini adalah sesuatu yang memalukan," sindir Agus.

Baca juga : Menkes Turun Langsung Tangani Corona Di Jatim

Sebelumnya, Badan PBB yang bertanggung jawab memberikan bantuan kemanusiaan dan perkembangan kesejahteraan jangka panjang kepada anak-anak dan ibunya di negara-negara berkembang (UNICEF) memperkirakan besarnya dampak pandemi Covid-19 terhadap kasus kurang gizi di Indonesia.

Karena itu, penanganan Covid-19 di Tanah Air harus memperhatikan aspek tersebut.

Perwakilan UNICEF untuk Indonesia Debora Comini memaparkan, sebelum terjadi pandemi ada sekitar dua juta anak menderita gizi buruk, dan lebih dari tujuh juta anak di bawah usia lima tahun mengalami stunting di Indonesia.

Baca juga : Terapkan Protokol Kesehatan, Gus Jazil Minta Kemenag Turun Tangan Bantu Pesantren

UNICEF juga memperkirakan jumlah anak yang mengalami kekurangan gizi akut di bawah lima tahun, bisa meningkat 15 persen secara global pada tahun ini, jika tidak adanya tindakan.

Menurutnya, saat ini, terjadi peningkatan jumlah anak kekurangan gizi di Indonesia, lantaran banyak keluarga kehilangan pendapatan akibat pandemi Covid-19.

"Jika kita tidak segera meningkatkan layanan pencegahan dan perawatan untuk anak-anak yang mengalami masalah gizi, maka kita berisiko melihat peningkatan penyakit dan kematian anak terkait dengan masalah ini," tegas Comini. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.