Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Subsidi Pekerja Yang Gajinya Di Bawah 5 Juta, Kasih Pinjaman Triliunan Ke Pemerintah Daerah, Beri Pinjaman Ke Pengusaha UKM Tanpa Bunga

Kelihatannya, Brankas Negara Belum Kosong

Sabtu, 8 Agustus 2020 06:45 WIB
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Foto: net)
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. (Foto: net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Cegah ekonomi makin jeblok, pemerintah siapkan berbagai stimulus. Mulai dari mensubsidi pekerja, memberi pinjaman tanpa bunga ke UMKM, sampai meminjamkan uang triliunan rupiah ke pemerintah daerah. Melihat strategi-strategi itu, kelihatannya, brankas negara belum kosong nih.

Pemerintah sudah memprediksi ekonomi kuartal II-2020 akan tumbuh minus. Namun, tak ada yang mengira anjloknya hingga minus 5,3 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari prediksi yang disampaikan Menteri Keuangan, Sri Mulyani, yang memproyeksikan ekonomi minus 4,3 persen. 

Dengan angka kontraksi yang cukup dalam itu, sejumlah analis meramal ekonomi kuartal III akan kembali minus. Artinya, ekonomi akan masuk jurang resesi. Menghadapi ancaman tersebut, pemerintah tak tinggal diam. Sejak Kamis lalu, pemerintah menggelar rapat untuk membahas berbagai strategi pemulihan ekonomi. Tujuannya tentu saja agar terhindar dari jurang resesi.

Kemarin, rapat kembali digelar di Kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi. Mereka yang hadir adalah Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir.

Baca juga : Belanja Produk UMKM Dalam Negeri Lewat Transaksi Non Cash, Bakal Dapat Cashback Maksimal Rp 750 Ribu

Apa hasil rapatnya? Erick menyampaikan, Presiden Jokowi sudah mewanti-wanti jajarannya agar ekonomi di kuartal III bisa bangkit. Jangan sampai minus lagi. Untuk itu, berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mendorong perekonomian kembali tumbuh positif. Seperti mempercepat realisasi belanja kementerian dan lembaga. 

Pemerintah juga membuat sejumlah terobosan untuk memulihkan perekonomian. Pertama, memberikan subsidi kepada pekerja swasta. Para pekerja yang gajinya di bawah Rp 5 juta per bulan akan mendapat bantuan Rp 600 ribu per bulan. Subsidi diberikan selama 4 bulan. Bantuan langsung masuk ke rekening masing-masing. Subsidi gaji ini rencananya akan diberikan mulai September mendatang. Total anggaran untuk program ini sebesar Rp 33,1 triliun.

Selain itu, ada juga bantuan pinjaman tanpa bunga untuk keluarga yang memiliki bisnis UMKM dengan anggaran Rp 28,8 triliun. Program ini khusus untuk keluarga yang punya usaha dengan plafon Rp 2,4 juta per pelaku usaha. Bantuan ini ditargetkan menyasar 12 juta UMKM yang belum memiliki akses ke perbankan. Rencananya, program ini akan diluncurkan sebelum 17 Agustus.

Program lain adalah memberikan pinjaman kepada pemerintah daerah. Ada dua macam paket pinjaman untuk pemulihan ekonomi yang ditawarkan: pinjaman program dan pinjaman kegiatan. Sejumlah kepala daerah sudah mengajukan pinjaman. DKI Jakarta mengajukan pinjaman Rp 12,5 triliun, Jawa Barat Rp 4 triliun. Banten dan Jawa Timur akan ikut mengajukan pinjaman.

Baca juga : Balitbangtan Terapkan Teknologi Panen Dan Hemat Air Di Yogyakarta

Erick mengatakan, dengan berbagai program tersebut, harapannya ekonomi bisa cepat pulih. Minimal, diupayakan ekonomi ke depan tidak lagi minus seperti kuartal sebelumnya. “Presiden sangat mengharapkan, kalau bisa ya kita di kuartal III ini bounce back lah. Jangan minus lagi," kata Erick.

Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, berbagai terobosan itu untuk mendorong daya beli masyarakat dan menopang pertumbuhan ekonomi. Harapannya bisa meningkatkan roda perekonomian masyarakat, dunia usaha dan investasi. 

Kendati banyak duit triliunan digelontorkan pemerintah ke rakyat, ternyata brankas negara masih aman. Minimal untuk 6 bulan ke depan. Hal itu tercermin dari meningkatnya cadangan devisa negara.

"Posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir Juli 2020 sebesar 135,1 miliar dolar AS (Rp 1.977 triliun). Jumlah itu naik dibanding akhir Juni yang mencapai 131,7 miliar dolar AS (Rp 1.929 triliun),” ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko, kemarin.

Baca juga : Kementan Ajak Pelaku Usaha Peternakan Komitmen Gencarkan Kemitraan

Pengamat ekonomi dari Indef, Tauhid Ahmad mengatakan, kontraksi perekonomian di kuartal II begitu dalam. Sehingga pemulihan akan butuh waktu lama. Dia memprediksi, ekonomi kuartal III dan IV juga akan minus. Jika kondisi ini terjadi, Indonesia tidak hanya menghadapi resesi tapi depresi ekonomi. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.