Dark/Light Mode

3 Bulan Sebelum Longsor Bolmong, ESDM Sudah Kasih Teguran

Rabu, 27 Februari 2019 18:33 WIB
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi. (Foto: Istimewa)
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (Biro KLIK) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agung Pribadi, menyesalkan terjadinya musibah longsor di areal Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara, Selasa (26/2) malam.

Pasalnya, 3 bulan sebelum kejadian, Agung sudah mengingatkan pemerintah daerah dan keamanan setempat, untuk menertibkan penambangan tak berizin itu.

Seperti diketahui, musibah tersebut menewaskan 3 orang, 14 luka-luka, dan 43 orang masih tertimbun longsor.

Baca juga : Jayapura Banjir & Longsor, 1.300 KK Terdampak

"Tiga bulan sebelum peristiwa longsor di Bolmong terjadi, kami telah melayangkan surat ke pemerintah daerah dan keamanan setempat, untuk menertibkan penambangan ilegal di wilayah tersebut. Tapi, hal itu tidak ditindaklanjuti oleh pihak terkait, hingga akhirnya insiden itu terjadi," jelas Agung.

Ke depannya, Agung meminta penertiban yang lebih masif terhadap berbagai penambangan ilegal. Agar peristiwa serupa tidak terulang kembali.

Tutup Penambangan Ilegal

Baca juga : Imbas Longsor Di Gowa, 2 Desa Masih Terisolasi

Manajer Kampanye Perkotaan, Tambang dan Energi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Dwi Sawung melihat insiden longsor di area Penambangan Emas Tanpa Izin di Bolmong, sebagai hasil pembiaran oleh aparat. “Kami lihat ini sebagai pembiaran oleh aparat. Termasuk, pasokan merkuri ilegal untuk mengolah emas,” ujar Sawung kepada Rakyat Merdeka, Rabu (27/2).

Sawung mengingatkan, selain berbahaya untuk para petambang, tambang emas ini juga menyebarkan racun merkuri yang dampaknya luas dan persisten. Karena itu, Sawung meminta pemerintah lewat aparat keamanan, untuk bertindak tegas dengan menutup tambang emas ilegal itu, dan memulihkan ekosistem sekitarnya.

“Termasuk menangkapi pemasok bahan beracun merkuri dan sianidanya. Karena tanpa merkuri dan sianida, tidak mungkin tambang tersebut berjalan,” tegasnya. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.