Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Getaran Gempa M6,5 Garut Terasa Hingga Jakarta, Trending Topics Di X
- Gempa M3,1 Sukabumi Dipicu Sesar Cugenang, Belum Ada Laporan Kerusakan Bangunan
- Gempa Kuat M6,5 Guncang Jabar Dan Sekitarnya, Masyarakat Diminta Tetap Waspada
- Malam Ini, Sukabumi Digoyang Gempa M3,1 Kedalaman 5 Km
- Media Timteng: Erick Bawa Berkah Bagi Sepak Bola Indonesia
RM.id Rakyat Merdeka - Badan Intelijen Negara (BIN) membantah pengumuman soal 41 Masjid di lingkungan pemerintah yang terpapar radikalisme, bertujuan untuk menggagalkan reuni 212 pada 2 Desember mendatang.
“Ini sudah dilakukan sejak Juli lalu, jadi tidak mendadak jelang reuni 212. Kami perlu menyampaikan supaya tidak simpang siur. Nggak ada kaitannya dengan reuni,” tegas Jubir BIN Wawan Hari Purwanto di Restoran Sate Pancoran, Selasa (20/11) sore.
Wawan mengungkapkan, data soal 41 masjid itu merupakan hasil survey terhadap kegiatan khotbah, yang disampaikan beberapa penceramah.
Baca juga : Garuda B737 Max 8 Masih Layak Terbang
Survey tersebut dilakukan oleh Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) Nahdlatul Ulama (NU), yang hasilnya disampaikan kepada BIN sebagai early warning. Selanjutnya, BIN menindaklanjuti dengan pendalaman dan penelitian lanjutan.
“Hal tersebut adalah upaya BIN untuk memberikan early warning dalam rangka meningkatkan kewaspadaan, tetap menjaga sikap toleran dan menghargai kebhinekaan,” beber Wawan.
Wawan juga membenarkan, ada 7 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang terpapar radikalisme, dan 39 persen mahasiswa di 15 Provinsi tertarik dengan paham radikal. “Itu benar. Kadarnya ada yang rendah, sedang, dan tinggi. Masih lebih pada simpatisan. Tapi, kalau dibiarkan, nanti jadi empati dan bahkan partisipasi. Pada tahap awal, sudah upayakan terdeteksi,” jelas Wawan.
Baca juga : Soal Wagub DKI, Mendagri Tak Mau Paksa Anies
Data PTN yang dimaksud hanya disampaikan BIN kepada pimpinan universitas agar dapat dilakukan evaluasi, deteksi dini, dan cegah dini. Bukan untuk konsumsi publik, demi menghindari hal-hal yang merugikan universitas tersebut.
Tudingan BIN sengaja mengeluarkan data soal 41 masjid, ditujukan untuk menghambat reuni 212, dilontarkan Jubir Perhimpunan Alumni (PA) 212, Novel Bakmumin.
Novel bilang, dengan membeberkan soal 41 masjid terpapar radikal itu, BIN sudah berpolitik. Lembaga intelijen itu disebut hendak menakut-nakuti umat islam dengan isu radikalisme.
Baca juga : BIN: Ada 50-an Penceramah Radikal Di Masjid Lingkungan Pemerintah
“Diduga, untuk membungkam umat Islam yang peduli perjuangan lawan penista agama dan kriminalisasi ulama, yang memang berpusat di masjid masjid-masjid. Apalagi jelang reuni 212,” ujar Novel kepada Rakyat Merdeka. Dia juga menyebut, ini adalah upaya petahana untuk menggembosi suara umat Islam, yang diklaim Novel, pro terhadap lawan politiknya. [OKT]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya