Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Yang Masih Nolak Juga, Boleh Ke MK

Biar Nggak Keliru, Jokowi Jelaskan 10 Poin UU Cipta Kerja

Jumat, 9 Oktober 2020 18:55 WIB
Tangkapan layar Presiden Jokowi saat memberikan penjelasan soal UU Cipta Kerja di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (9/10). (Sumber: YouTube)
Tangkapan layar Presiden Jokowi saat memberikan penjelasan soal UU Cipta Kerja di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (9/10). (Sumber: YouTube)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi memberikan penjelasan soal Undang-undang (UU) Cipta Kerja, yang belakangan ini menjadi polemik di tengah masyarakat.

Dalam pernyataannya di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (9/10), Jokowi memaparkan, UU Cipta Kerja yang memuat 11 klaster, secara umum bertujuan untuk melakukan reformasi secara struktural dan melakukan transformasi ekonomi.

Klaster tersebut meliputi urusan penyederhanan perizinan, persyaratan investasi, ketenagakerjaan, pengadaan lahan, kemudahan berusaha, dukungan riset dan inovasi, administrasi dan pemerintahan, pengenaan sanksi, kemudahan pemberdayaan dan perlindungan UKM, investasi dan proyek pemerintah, serta kawasan ekonomi.

Baca juga : Tetap Kuat, Rupiah Nggak Terpengaruh Aksi Demo Tolak UU Cipta Kerja

Menurutnya, UU Cipta Kerja ini diperlukan karena setiap tahun ada 2,9 juta penduduk usia kerja baru, anak muda yang masuk ke pasar kerja. Sehingga, kebutuhan lapangan kerja baru sangat mendesak. Saat ini saja, ada 6,9 juta penagngguran dan 3,5 juta pekerja yang terdampak pandemi Covid. Sebanyak 87 persen dari total penduduk bekerja, memiliki tingkat pendidikan SMA ke bawah, dan 39 persen berpendidikan SD.

"Sehingga, kita perlu mendorong lapangan kerja baru. Khususnya, padat karya. Jadi, UU Cipta Kerja ini bertujuan menyediakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya untuk para pencari kerja dan penagngguran. Ini akan memudahkan masyarakat, khususnya Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk membuka usaha baru. Karena perizinannya dipermudah. UU ini juga mendukung upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi.

Namun, Jokowi menyayangkan, beredarnya  informasi yang keliru soal UU Cipta Kerja yang telah disahkan pada Senin (5/10) . Sehingga, memunculkan gejolak di masyarakat dan memicu aksi demo di berbagai daerah. 

Baca juga : Terapkan Teknologi Baru, Implementasi 5G Perlu Dukungan RUU Cipta Kerja

"Saya melihat  unjuk rasa penolakan Undang-undang Cipta Kerja, pada dasarnya dilatarbelakangi oleh disinformasi mengenai substansi undang-undang ini dan hoaks di media sosial," kata Jokowi, di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (9/10).

Agar tak menimbulkan pemahaman yang keliru, Jokowi pun menjelaskan 9 poin yang menurutnya perlu diluruskan. Berikut penjelasan atas poin-poin tersebut: 

Pertama, soal penghapusan UMP, UMK, UMSP

Baca juga : Jokowi Berusaha Nyenengin Semua Orang

Beredar informasi, UU Cipta Kerja menghapus ketentuan Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Upah Minimum Kota/Kabupaten. Padahal, faktanya tidak.

 "Saya ambil contoh, ada informasi yang menyebut penghapusan UMP, Upah Minimum Provinsi; UMK, Upah Minimum Kabupaten; UMSP Upah Minimum Sektoral Provinsi. Hal ini tidak benar. Karena pada faktanya, Upah Minimum Regional, UMR tetap ada," jelas Jokowi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.