Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menepis Undang Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) memanjakan pengusaha besar dan investor asing masuk ke Indonesia.
Muhadjir menjelaskan, sejatinya ruh UU Ciptaker adalah untuk menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat.
“Tidak benar kalau pemerintah menganakemaskan pengusaha besar atau akan memberikan karpet merah kepada investor asing semaunya masuk ke Indonesia. Justru semangat dari UU ini adalah pengertian investasi, investasi dalam negeri,” ujarnya saat menjadi pembicara utama dalam Pertemuan Nasional Fasilitas Kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan melalui daring, Rabu (14/10).
Baca juga : Mendagri Sosialisasikan UU Cipta Kerja Ke Daerah
Muhadjir mengungkap, pengertian investasi itu adalah pelaku usaha domestik terutama yang bergerak di sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Dengan disahkannya UU Ciptaker, pemerintah berupaya memperluas akses bagi para pelaku usaha mikro di Tanah Air, khususnya dalam hal kemudahan perizinan, perluasan akses modal, serta pemberian bimbingan.
“Termasuk usaha di sektor kesehatan. Kita tahu dengan adanya pandemi Covid-19 ini yang paling bisa diandalkan sekarang adalah usaha-usaha di sektor kesehatan. Ini adalah momentum yang bagus kalau kita bisa memanfaatkannya paling tidak kita bisa menguasai pasar di bisnis kesehatan dalam negeri,” ucapnya.
Baca juga : Kawal Tujuan UU Ciptaker, Korni Siap Tagih Janji Pemerintah
Ia pun mengakui, pemerintah sejauh ini belum sepenuhnya menaruh perhatian serius pada usaha yang bergerak di sektor jamu dan obat-obatan tradisional.
Sebagai contoh, fakta yang didapati saat ia meninjau aktivitas petani yang bekerja di sektor tanaman obat dan berbincang dengan para pelaku UMKM di sektor jamu dan tradisional di daerah Karang Anyar dan Sukoharjo, Jawa Tengah.
“Ini saya rasa luar biasa. Kalau ini bisa digerakkan secepatnya, masif dengan bantuan besar-besaran. Saya optimis kita bisa keluar dari perangkap impor bahan obat-obatan yang jumlahnya sekitar 90% itu,” tutur Muhadjir.
Baca juga : Ngobras Santai Dengan Ketum KADIN, Bamsoet Kupas UU Cipta Kerja Dari Sisi Pengusaha
Di samping itu, ia berharap Kementerian Kesehatan maupun Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dapat terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi dalam upaya untuk segera keluar dari persoalan yang timbul akibat wabah Covid-19, baik dari aspek kesehatan maupun ekonomi.
“BPJS sangat bagus, terutama dalam mengklarifikasi rumah sakit-rumah sakit yang harus dibantu untuk segera mendapatkan pembayaran atas pelayanan bagi pasien Covid-19. Kalau RS tidak bisa mendapatkan dana secepatnya tentu akan menjadi beban dan dikhawatirkan berdampak terhadap pelayanan dalam menangani Covid-19,” pungkasnya. [DIR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya