Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Hari Pangan Sedunia Dan Pahlawan Pangan Di Tengah Pandemi

Jumat, 16 Oktober 2020 19:30 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo/Ist
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Pandemi Covid-19 memberi makna yang berbeda bagi perayaan Hari Pangan Sedunia (HPS) tahun ini. Tantangan pangan kian kompleks, peran petani dalam pemenuhan pangan bagi lebih dari 273 juta jiwa masyarakat Indonesia pun kian meningkat. 

Meski dalam suasana yang berbeda, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengajak masyarakat memberikan energi untuk berkontribusi bersama dalam menghadirkan sistem produksi hingga pola konsumsi pangan yang lebih bertanggung jawab.

“HPS 2020 ini harus memberi artikulasi yang baik terhadap pangan, kita harus secara bersama-sama menghadirkan pangan bagi 273 juta jiwa masyarakat Indonesia. Dengan cara membangun sistem pangan yang lebih baik dan pertanian yang lebih maju, mandiri dan modern” terang Syahrul di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta. 

Sesuai dengan Tema HPS tahun ini “Tumbuhkan, Pelihara, Lestarikan Bersama. Tindakan kita adalah Masa Depan Kita,” Syahrul mendorong semua pihak, termasuk dari tingkat keluarga, untuk berperan dalam hal pangan lewat program Family Farming. Upaya ini diharapkan mampu melahirkan pahlawan-pahlawan pangan baru yang turut berperan menghadapi tantangan pemenuhan pangan di Indonesia. 

Baca juga : Frisian Flag Indonesia Dukung Peternak Tingkatkan Ketahanan Pangan di Masa Pandemi

“Kebersamaan yang kita bangun dapat menghadirkan program-program baru yang lebih akseleratif seperti family farming. Program ini membuka peluang bagi setiap keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri. Jika ketahanan pangan keluarga baik maka ketahanan pangan masyarakat juga pasti baik. Jika ketahanan pangan masyarakat baik maka ketahanan pangan nasional juga pasti baik” ungkap Syahrul.

Family Farming bagi Syahrul, dapat mendukung gerakan diversifikasi pangan dan penguatan pangan lokal, sebagai alternatif pangan nonberas. 

“Kalau begitu, pertanian keluarga juga berpotensi besar dalam mendukung pangan lokal. Diversifikasi pangan menjadi pilihan, orang bisa kenyang tidak hanya dengan beras, berbagai pangan lokal juga bisa menjadi pilihan dan bagian yang harus terus kita dorong” tegas Syahrul.

Bertepatan dengan peringatan HPS ini, Syahrul menyampaikan apresiasi kepada para petani, yang selama ini telah berperan menjadi Pahlawan Pangan

Baca juga : Kemenag Bahas Penanganan Konflik Paham Keagamaan Di Indonesia

“Siapa yang telah berjuang dan memberi kekuatan dalam menyediakan pangan untuk negara, mereka layak kita sebut sebagai Pahlawan Pangan. Kalau beli baju, motor, atau lainnya bisa kita tunda, tapi pangan tidak bisa kita tunda, masalah perut tidak bisa menunggu” terang Syahrul.

Sementara  Victor Mol, Perwakilan FAO di Indonesia mengatakan, HPS tahun ini dapat menjadi kesempatan kita untuk berterima kasih kepada Pahlawan Pangan yakni petani, nelayan, komunitas hutan dan pekerja di seluruh rantai pasokan makanan. Dalam keadaan apa pun, mereka terus menyediakan makanan untuk komunitas mereka dan sekitarnya.

Tema HPS tahun ini menyerukan untuk membangun kembali dengan sistem pangan yang lebih baik dan pertanian yang lebih tangguh dan kuat. 

“Lebih dari sebelumnya, kita membutuhkan inovasi dan kemitraan yang kuat. Setiap orang memiliki peran untuk dilakukan mulai dari pemerintah, swasta hingga individu untuk memastikan makanan sehat dan bergizi tersedia untuk semua," ungkap Victor Mol.

Baca juga : Menyambung Hidup Di Masa Pandemi

Bertepatan dengan Hari Pangan Sedunia ini, FAO berusia 75 tahun. FAO berdiri pada 16 Oktober 1945 - beberapa hari sebelum Perserikatan Bangsa-Bangsa didirikan untuk membangun pertanian dan menyediakan makanan yang cukup dan bergizi bagi semua orang. 

Kehancuran massif perang Dunia II yang menimbulkan jutaan korban meninggal dunia baik karena perang maupun kelaparan merupakan latar belakang berdirinya FAO.

“FAO lahir di tengah bencana. Situasi saat pandemi Covid-19 semakin menjelaskan bahwa misi FAO hari ini tak berubah sejak FAO berdiri 75 tahun lalu. Pandemi Covid-19 mengingatkan kita bahwa kecukupan dan keamanan pangan bergizi dan pola makan yang sehat penting untuk semua orang, "tegas Victor. 

Sampai hari ini kelaparan masih terjadi, angka kegemukan cukup tinggi, lingkungan rusak, pemborosan makanan cukup marak, serta kurangnya proteksi pekerja sepanjang rantai pangan merupakan ironi di tengah kemampuan memproduksi pangan yang cukup. Pandemi menambah kekhawatiran baru di area pangan dan pertanian. Namun di saat yang sama, pandemi memberikan kesempatan untuk membangun kembali sistem pangan dan pertanian. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.