Dark/Light Mode

Ternyata Ini Penyebab Pertanian Tetap Tumbuh Di Kuartal III

Minggu, 8 November 2020 18:56 WIB
Kuntoro Boga Andri/Ist
Kuntoro Boga Andri/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui berbagai cara. Antara lain meningkatkan produksi pada semua subsektor pertanian. Terutama pada tanaman pangan seperti padi, hortikukultura dan perkebunan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis, Kamis (5/11), pertumbuhan sektor pertanian pada Kuartal III tumbuh 2,15 persen (yoy) atau sebesar 1,01 persen (qtoq).

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri mengatakan, peningkatan itu terjadi karena panen raya padi kedua di sejumlah daerah masih berjalan dengan baik. 

Selain itu, juga dari pertumbuhan subsektor hortikultura yang dibarengi dengan peningkatan permintaan buah dan sayuran.

Baca juga : BPS, Sektor Pertanian Tumbuh Positif 2,15 Persen Di Kuartal III

"Dari perkebunan juga tumbuh yang didorong oleh peningkatan permintaan luar negeri seperti komoditas kakao, karet, cengkeh dan tembakau," ujar Kuntoro, Kamis (5/11).

Sementara mengenai kontraksi subsektor peternakan, kata Kuntoro, penyebabnya adalah penurunan jumlah pemotongan hewan kurban pada Idul Adha yang lalu, serta masih rendahnya permintaan produk ternak untuk restoran dan perhotelan sebagai imbas pandemi Covid-19.

Meski demikian, lanjut Kuntoro, BPS mencatat nilai ekspor pertanian pada periode Januari-September 2020 mencapai US$ 2,82 miliar atau meningkat 9,7 persen jika dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya yang hanya US$ 2,57 miliar.

"Untuk  nilai ekspor olahan pertanian pada periode yang sama juga meningkat US$ 18,47 miliar atau 5,97 persen jika dibanding tahun lalu yang hanya US$ 17,43 miliar," katanya.

Baca juga : PT Pos Indonesia Optimis Penyaluran BST Tahap 8 Capai Target

Kuntoro mengatakan, peningkatan yang terjadi juga memiliki dampak besar pada naiknya Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Juni-September masing-masing sebesar 101,66 dan 101,74, di mana angka keduanya lebih besar dari 100.

Di samping itu, Kementan memastikan bahwa kebutuhan beras hingga akhir tahun  dipastikan dalam kondisi aman dan terkendali. Kepastian ini terlihat dari jumlah produksi beras Januari-September tahun 2020 yang mencapai 26,06 juta ton.

"Bahkan diperkirakan sampai akhir Desember 2020 produksi beras akan mencapai 31,63 juta ton atau meningkat 1 persen jika dibanding tahun sebelumnya. Dengan angka produksi tersebut, akan ada stok di akhir tahun sebesar 7,4 juta ton," katanya.

Menurut Kuntoro, salah satu faktor pendorong terhadap capaian tersebut, antara lain tingginya serapan Keredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian pada periode Januari-September 2020 yang mencapai Rp 36,95 triliun atau meningkat 24 persen jika dibanding periode yang sama di tahun 2019.

Baca juga : Selama Pandemi, Permintaan Sunat di Rumah Meningkat

"Sekali lagi, ini membuktikan pertanian merupakan sektor tulang punggung bagi perekonomian nasional," tutupnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.