Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

APD Tidak Bisa Dipake Ulang

Warga Takut, Limbah Covid Nyebar Lewat Limbah Medis

Rabu, 18 November 2020 05:59 WIB
Limbah medis dan limbah rumah tangga bercampur di TPA Bekasi, Selasa (30/6/2020).(Dokumen Ketua Koalisi Persampahan Nasional (KPNAs) Bagong Suyoto)
Limbah medis dan limbah rumah tangga bercampur di TPA Bekasi, Selasa (30/6/2020).(Dokumen Ketua Koalisi Persampahan Nasional (KPNAs) Bagong Suyoto)

RM.id  Rakyat Merdeka - Limbah medis bertambah 30 persen sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Masyarakat khawatir Virus Corona menyebar melalui limbah tersebut.

Insinyur Lingkungan Yuyun Ismawati mengatakan, pandemi ini cukup mengubah pola hidup manusia, terutama dalam menghasilkan limbah. Penggunaan masker dan peralatan medis lainnya meningkat.

Limbah itu juga ditambah dengan peningkatan belanja online dari rumah yang menambah hasil sampah rumahan setiap orang.

Yuyun mengungkapkan, berdasarkan informasi yang dia dapat dari data rumah sakit dan ragam acara diskusi, secara umum limbah medis meningkatkan 30 persen dari masa normal sebelum pandemi.

Baca juga : Tangani Covid, 1.147 Tenaga Kesehatan Tambahan Siap Bertugas

“Tidak banyak yang merinci, tapi kemungkinan paling banyak berupa APD (Alat Pelindung Diri) karena tidak bisa dipakai ulang,” kata Yuyun, dalam webinar bertema Limbah Lagi, Limbah Lagi, kemarin.

Di tengah permasalahan itu, menurut dia, sebagian besar publik mengkhawatirkan penyebaran Covid-19 melalui limbah medis. “Yang dikhawatirkan itu tidak perlu ditanggapi berlebihan karena virusnya hanya menempel di benda keras sekitar dua hari. Dan penularan Covid-19 itu lewat aerosol serta jarak yang dekat satu orang dengan lainnya, bukan sentuhan dengan sampah,” jelasnya.

Dia juga mengungkapkan, sejauh ini belum ada bukti petugas sampah yang terpapar dari limbah. Hanya saja, dianjurkan untuk mengikuti saran Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) agar limbah medis Covid-19 dipisahkan dan diendapkan lebih dulu selama dua hari.

Setelah itu, limbah bisa dicampur karena virus diharapkan sudah mati. Kata dia, penanganan limbah medis untuk di rumah pasien Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dapat melakukan praktik tersebut, di mana harus ada fasilitas sampah transit selama dua hari.

Baca juga : Surat Bebas Covid Terbit Tanpa Lewat Rapid Test

Setelah dua hari, limbah bisa dibawa ke fasilitas pengolahan akhir atau umum. Pegiat lingkungan Go Green, Rannie Untara mengatakan, masyarakat kudu mengolah limbah rumahan yang meningkat di masa pandemi.

Tak dipungkiri, pandemi mendorong sebagian orang berbelanja kebutuhan hingga makanan via online. Bungkusan paket, mungkin menjadi salah satu limbah yang bertambah di rumah.

Menurut dia, limbah di rumah tangga itu cukup banyak, kalau tidak dikelola baik bisa bahaya. Bahkan, dulu sempat ada kasus karena mencampurkan sampah organik dengan sampah kering bisa timbul ledakan.

“Jangankan limbah medis yang sedang ramai, kalau kita nggak aware itu juga bisa mengakibatkan hal yang lebih buruk,” kata Rannie.

Baca juga : Media Asing Soroti Limbah Medis Masuk Sungai Cisadane

Untuk menangani hal ini, dia memberi tips mengolah limbah rumahan, yaitu, memilah sampah kering dan basah. Sampah basah kelak dapat diolah menjadi kompos yang berguna untuk tanaman.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.