Dark/Light Mode

Pemerintah Kutuk Keras Pembantaian Sigi

Menko Polhukam: Pelaku Lagi Diburu, Tokoh Agama Harus Ngademin Suasana

Minggu, 29 November 2020 15:41 WIB
Menko Polhukam Mahfud MD saat memberi pernyataan terkait kasus pembantaian Sigi, Sulawesi Tengah, di Jakarta, Minggu (29/11).
Menko Polhukam Mahfud MD saat memberi pernyataan terkait kasus pembantaian Sigi, Sulawesi Tengah, di Jakarta, Minggu (29/11).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah melalui Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengutuk keras pembantaian di Sigi, Sulawesi Tengah. Pemerintah menyatakan duka yang mendalam kepada para korban dan keluarganya atas kejadian tersebut.

"Pemerintah mengutuk keras pelaku, dan menyatakan duka yang mendalam kepada korban dan keluarganya," kata Menko Mahfud dalam keterangannya kepada RMco.id, Minggu (29/11).

Baca juga : Cegah Kerumunan, Tokoh Agama Harus Jadi Suri Tauladan

Tak berhenti sampai di sini, pemerintah terus mengejar pelaku pembantaian yang menyebabkan terbunuhnya 4 orang itu. Sesuai perintah presiden, kini aparat telah melakukan langkah taktis pengejaran serta pengepungan terhadap tempat yang dicurigai memiliki keterkaitan dengan para pelaku.

"Pemerintah akan melakukan tindakan tegas dan memburu pelaku kekejian dan kebengisan ini melalui Tim atau Satgas Operasi Tinombala. Tadi, tim sudah menyampaikan perkembangan pengejaran pelaku. Sudah melakukan isolasi serta pengepungan," tambahnya.

Baca juga : Erupsi Merapi Dan Corona, Semoga Kita Baik-baik Saja

Adapun pelaku pembantaian tersebut, menurut aparat, adalah sisa-sisa kelompok Santoso atau biasa dikenal Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Selain mengejar pelaku, pemerintah berharap, para pimpinan umat beragama, khususnya di Sulawesi Tengah, senantiasa mendinginkan suasana. Yakni dengan menjalin silaturrahim agar masyarakat tidak terprovokasi isu-isu SARA.

Baca juga : Menag: Terorisme Tak Dibenarkan Atas Alasan Apapun

Mantan Menteri Pertahanan era Presiden KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur ini mengingatkan, agama apapun hadir untuk membangun perdamaian.

"Karena sebenarnya yang terjadi bukan di sebuah gereja. Tetapi memang di sebuah tempat yang selama ini, secara tidak rutin menjadi tempat pelayanan umat. Tetapi pelakunya memang Mujahidin Indonesia Timur," pungkas eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.