Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Untuk Sama-sama Perangi Covid-19
Menkes Juga Dengarkan Pengkritik Yang Berisik
Sabtu, 16 Januari 2021 07:37 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Perang melawan Covid-19, tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah. Semua kalangan, baik yang pro, maupun yang kontra, kudu dirangkul. Itulah yang dilakukan Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin (BGS). Beberapa saat setelah dilantik Presiden Jokowi, BGS memilih langsung mendengarkan para pengkritik yang selama ini berisik.
Sebelum BGS jadi Menkes, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sering jadi sasaran kritik berbagai kalangan terkait penanganan Covid-19. Namun, Menkes sebelumnya, Letjen TNI (Purn) Terawan Agus Putranto, justru jarang menanggapinya. Bahkan, Terawan kerap disindir karena jarang nongol ke publik menenangkan rakyat yang cemas terkait penanganan Covid-19 yang tak kunjung mereda.
Gaya komunikasi di Kemenkes kemudian berubah setelah Jokowi menempatkan BGS yang berlatar belakang bankir sebagai Menkes.
Dalam Focus Group Discussion (FGD) bersama Rakyat Merdeka, tadi malam, BGS menjelaskan secara gamblang keraguan banyak orang tentang dirinya. Mulai dari strategi jangka pendek hingga jangka panjang, terkait tugasnya sebagai Menkes di era pandemi. Termasuk merangkul pihak-pihak yang selama ini paling keras mengkritik pemerintah.
Kenapa BGS merangkul para pengritik? Sebagai orang yang bukan berlatar belakang dokter, BGS akui butuh banyak masukan. Tambahan informasi dan ilmu, dari semua kalangan. Termasuk dari orang-orang yang selama ini paling kencang mengkritik kebijakan pemerintah soal penanganan Covid-19.
Baca juga : Pasien Covid-19 Butuh Dukungan, Bukan Cacian
“Nah ini sebenarnya bukan belajar. Ini nyontek. Nyontek kan harus dari orang yang pinter. Mereka pasti lebih pinter dari saya. Buktinya, mereka sering sekali kritik. Berarti mereka punya sesuatu yang tahu, kita nggak tahu ya. Kita dengerin aja,” kata BGS, dalam diskusi yang dipandu wartawan senior Rakyat Merdeka, Kiki Iswara.
Untuk diketahui, sesaat setelah dilantik sebagai Menkes, eks Wakil Menteri BUMN ini memanggil orang-orang yang selama ini dianggap “Macan”, yakni paling galak ke pemerintah. Mulai dari kalangan epidemiolog hingga relawan tenaga kesehatan yang dikenal kerap mengkritik pemerintah, seperti; dr Tirta, dr Fajrti, dr Dirga, dr Fani, dan lain-lain.
BGS mengaku, banyak memetik manfaat dari pertemuan itu. Salah satunya, dari relawan Pandemic Talks. Meskipun nada bicaranya, sedikit keras. Bahkan cenderung ngancam. “Pak menteri hati-hati ya,” kata BGS, mengulang ucapan dari relawan Pandemic Talks.
“Kan gaya mereka. Mereka kan anak muda. Kadang-kadang ngasih tahu, kadang ngancam,” sambungnya, kembali tersenyum.
Mantan Bos PT Inalum ini mencatat, ketika sang relawan mengingatkan pengalaman Indonesia yang mengalami lonjakan kasus Covid-19 hingga 30-40 persen setiap setelah libur panjang. “Itu dari mereka tuh. Dia tunjukin datanya,” bebernya.
Baca juga : 5 Target Pembangunan Terancam Tak Tercapai
Benar saja, pasca libur Natal dan Tahun Baru, kasus Covid-19 di Indonesia naik drastis hingga 40 persen. “Panik aku,” ungkapnya.
Tidak lama setelah mendapat masukan dari Pandemic Talks, BGS langsung gerak cepat. Sebelum Tahun Baru, Kemenkes sudah siap-siap menambah ruangan, bed, dokter hingga perawat.
“Itu sudah kita siapin, sebelum minggu kedua, minggu ketiga. Jadi sekarang naiknya luar biasa lho,” jelasnya.
Menurutnya, masukan dari para pengkritik itu cukup berharga. Jika tidak diingatkan, bisa saja membuat kebijakan yang salah atau telat.
BGS mengakui, hubungan dengan para pengkritik tersebut masih tetap dijalin. “Saya ada WA (WhatsApp) grup, khusus dengan mereka. Meskipun kadang-kadang tidak mungkin bisa dibaca semua,” sambung BGS.
Baca juga : Universitas Trisakti, Kampus Pertama yang Menggelar Pemeriksaan Covid-19 Dengan GeNose
Tak hanya dengan pengkritik dari kalangan relawan, BGS juga tidak masalah saat penampilan perdananya di Komisi IX DPR, banjir kritik dan pro- tes. “Bagi saya, teman-teman di DPR itu kenalan. Tak kenal, maka tak cinta. Jadi biasa saja, he he he,” katanya.
Selain merangkul para pengritik, BGS lalu bicara soal vaksinasi Covid-19. BGS juga memberikan penjelasan soal kabar yang menyebutkan, Malaysia dan Singapura tidak akan menggunakan vaksin Sinovac, buatan China, yang saat ini dipakai di sini. BGS masih meragukan berita itu. Dia sendiri langsung mengonfirmasi pada seorang kawan di Singapura.
Dia kemudian, menerima kartu vaksin yang dibuat Singapura kepada warganya. Isinya, ada opsi bagi warga untuk memilih jenis vaksin yang akan diberikan. “Kamu mau suntik apa? Pfizer, Moderna, Sinovac. Jadi masih ada... He-he-he. Tapi saya nggak tahu itu benar atau nggak ya,” kata BGS, mengutip tulisan di kartu vaksin milik Singapura yang tak sengaja ia baca.
Sejauh ini, kata BGS, sudah 600 juta dosis vaksin yang diamankan pemerintah. Melampaui kebutuhan Indonesia, sekitar 426 juta. [SAR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya