Dark/Light Mode

647 Nakes Wafat

Pahlawan Corona Tersisa 1,5 Juta

Sabtu, 30 Januari 2021 06:33 WIB
Sudah ratusan tenaga medis wafat akibat oenuralan virus Covid-19. (foto:istimewa)
Sudah ratusan tenaga medis wafat akibat oenuralan virus Covid-19. (foto:istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Angka Corona yang makin tinggi membawa kabar duka dari kalangan tenaga kesehatan (nakes) kita. 

Sejauh ini, ada 647 nakes yang wafat akibat Corona. Kini, untuk menghadapi perang melawan pandemi yang masih panjang, pahlawan Corona tersisa 1,5 juta orang. 

Hingga kemarin, angka positif Corona bertambah 13.802 kasus. Total kasus positif secara nasional mencapai 1.051.795 orang. Sedangkan 187 pasien dinyatakan tutup usia. 

Sehingga, angka kematian akibat Covid-19 terhitung sebanyak 29.518 orang. Dari angka kematian tersebut, sebanyak 647 orang di antaranya adalah dari kalangan nakes. 

Para nakes yang meninggal tersebar dari berbagai provinsi. Di Jawa Timur, dari 7.639 pasien Covid yang meninggal, 56 di antaranya, berprofesi sebagai dokter. 

Baca juga : Penularan Corona Bikin Merinding

Di Jakarta ada 43 dokter dari 4.151 pasien Covid dengan 41 dokter yang meninggal. Kemudian Jawa Barat 33 dokter. Di Sumatera Utara, sudah ada 26 dokter yang meninggal. Sulawesi Selatan 18 dokter, Banten 12 dokter, Bali, Aceh, Kalimantan Timur, Yogyakarta, Riau, masing-masing enam dokter. 

Sedangkan Kalimantan Selatan dan Sulawesi Utara ada lima dokter yang meninggal. Sumatera Selatan 4 dokter. Dilanjutkan Kepulauan Riau 3 dokter, Nusa Tenggara Barat dan Bengkulu dua dokter. Namun, epidemiologi Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman meragukan data tersebut. 

Menurutnya, jumlah nakes yang gugur selama Corona jauh lebih besar dari 647 orang, tapi belum masuk pendataan. 

“Nakes itu banyak. Selain di RS (rumah sakit), ada juga nakes di lapangan dan kantor-kantor pelabuhan yang menjaga pintu masuk kedatangan orang asing,” bebernya kepada Rakyat Merdeka, kemarin. 

Menurut Dicky, meninggalnya nakes merupakan kerugian besar bagi bangsa. Gugurnya satu nakes saja perlu dijadikan pelajaran. Harus diketahui penyebab pasti kematiannya. Sehingga ke depannya muncul perbaikan prosedur. 

Baca juga : Hoaks Vaksin Corona Masih Saja Merajalela

“Dalam artian Covid-19 tapi cari tahu bagaimana dia bisa terpapar,” tukas Dicky. 

Saat ini bukan lagi memikirkan merekrut nakes baru. Namun bagaimana caranya berupaya mencegah dan mencari tahu, apa faktor penyebab dari terpaparnya seorang garda terdepan dalam memutus rantai penyebaran Covid. 

Dengan tersisa 1,5 juta tenaga medis, apakah cukup untuk menangani pasien Corona yang tiap hari terus bertambah jumlahnya? 

Juru Bicara Vaksin Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, jumlah itu masih cukup. 

Apalagi saat ini, terdapat peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) yang sedang menempuh pendidikan. 

Baca juga : Poknas Sebut Penyaluran BST Corona DKI Berbelit belit

“Semua akan bekerja untuk pelayanan Covid-19,” aku Nadia. Namun dia tidak membantah, wafatnya 647 nakes merupakan suatu kehilangan besar bagi bangsa. 

Meskipun banyaknya Nakes yang meninggal tidak sampai mengganggu pelayanan kesehatan di rumah sakit. “Ini tidak mengganggu alur pelayanan,” nilainya. 

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, saat ini terdapat 166.540 pasien aktif alias bergejala berat. Orang-orang tersebut memerlukan perawatan maksimal untuk bisa sembuh. 

Sementara, ketersediaan tempat tidur di rumah sakit rujukan hanya setengah dari jumlah kasus aktif. 

Belum lagi jumlah nakes yang terbatas. Dampaknya, penanganan tidak akan maksimal. “Realitanya, tempat tidur yang kita miliki sekitar 81.000 untuk pasien Covid-19 di rumah sakit rujukan,” kata Wiku, Kamis (28/1) lalu. [UMM]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.