Dark/Light Mode

Tak Kuasa Tolak Impor Beras

Mentan Hanya Pasrah

Jumat, 19 Maret 2021 06:20 WIB
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. (Foto: Dok. Kementan)
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. (Foto: Dok. Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Rencana pemerintah mengimpor beras 1 juta ton jadi topik panas rapat kerja Komisi IV DPR dengan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, di Gedung DPR, Jakarta, kemarin. Sebagian besar peserta rapat memprotes dan mendesak Syahrul bersikap tegas menolak kebijakan itu. Diminta begitu, politisi NasDem itu, mengaku tak punya kuasa untuk menolak. Syahrul hanya bisa pasrah.

Rapat yang dimulai pukul 10.30 pagi itu sedianya membahas soal ketersediaan stok pangan menghadapi bulan Puasa dan Lebaran. Namun, peserta rapat lebih banyak menyoroti rencana impor beras.

Begitu membuka rapat, Ketua Komisi IV DPR, Sudin minta Syahrul menolak impor beras, karena kebijakan itu dianggapanya akan menyengsarakan petani. Dia yakin, jika Syahrul menolak tegas, rencana impor beras yang akan direalisasikan pekan depan itu, bisa batal.

Baca juga : Emil Sikapnya Keras Ganjar Masih Halus

Anggota yang lain ikutan mencecar. Anggota Komisi IV DPR, Renny Astuti mengaku sedih melihat para petani di daerah yang menjerit lantaran harga gabah anjlok di saat panen raya. Gara-gara rencana impor beras, harga gabah tutun jauh di harga pokok pembelian (HPP).

Karena itu, ia minta, Syahrul memberikan penjelasan kepada pemerintah soal kondisi di lapangan. Dengan begitu, diharapkan pemerintah bisa mengurungkan niat impor.

Anggota Komisi IV DPR, Andi Akmal Pasluddin menyampaikan hal serupa. Ia heran kenapa Syahrul tak terdengar suaranya menolak rencana impor beras. Padahal, petani saat ini sedang kesusahan.

Baca juga : DPR Tolak Wacana Impor Beras

“Saya tidak melihat suara keras dari Kementan, mengapa hanya Bulog yang bersuara keras,” ucapnya.

Diberondong pertanyaan begitu, Syahrul menjawab dengan tenang. Ia lalu membeberkan data prognosa ketersediaan dan kebutuhan pangan pokok periode Januari-Mei 2021. Berdasarkan data tersebut, Syahrul menyebut neraca pangan pokok, khususnya untuk komoditas beras, dalam keadaan cukup hingga Lebaran.

Syahrul mencatat stok beras pada akhir 2020 sebesar 7,38 juta ton. Sementara perkiraan produksi dalam negeri sebesar 17,51 juta ton, akumulasi dari hasil panen raya Maret-April. Sehingga, jumlahnya menjadi sekitar 24,9 juta ton.

Baca juga : KPK Panggil Sekjen dan Irjen KKP

“Beras diperkirakan surplusnya di atas, kurang lebih 12 juta ton,” kata Syahrul.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.