Dark/Light Mode

Soal Potensi Tsunami 29 Meter Di Jatim

Semoga Ramalan BMKG Tak Terjadi

Minggu, 6 Juni 2021 07:45 WIB
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. (Foto: Istimewa)
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tim ahli Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) baru-baru ini melakukan kajian soal gempa di Jawa Timur (Jatim). Hasilnya, bikin dag dig dug. Kata BMKG, ada potensi gempa 8,7 Skala Richter (SR) dan tsunami 29 meter di Jatim. Kita berdoa saja, semoga ramalan BMKG meleset. Amin.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menjelaskan, informasi yang dibuat bukan sekadar asbun alias asal bunyi. Sebab, pihaknya sudah melakukan pemantauan setelah terjadi dua gempa di Jatim tahun ini. “Tepatnya, akhir tahun kami melakukan evaluasi di wilayah Indonesia ini mengalami peningkatan kejadian gempa bumi di beberapa daerah,” ujarnya.

Bahasa sederhananya, sudah terjadi lompatan gempa dengan berbagai varian magnitudo. Sejak 2008, rata-rata kejadian 4-5 ribu. Namun di 2017, aktivitasnya meningkat hingga 7 ribu kali gempa. Bahkan pada 2018, aktivitasnya mencapai 11.900 kali, dan masih bertahan di atas 11 ribu pada 2019. Memang di 2020 gempa yang terjadi justru menurun, tapi masih di atas rata-rata 8.258 kali.

Baca juga : BMKG Ingatkan Potensi Hujan Petir di Jaksel dan Jaktim Sore Ini

Menurutnya, gempa justru sering terjadi di wilayah Jatim, tepatnya di lepas pantai selatan Jatim dan klaster di selatan Selat Sunda, selatan Jawa Barat, kemudian juga selatan Jawa Tengah. Bahkan juga terjadi di sebelah barat kepulauan Mentawai yang dapat berdampak ke Sumatera Barat.

“Fenomena itu yang saat ini sedang kami amati, kami analisis, dan ternyata di wilayah Jawa Timur itu pun juga mengalami peningkatan gempa-gempa kecil sebelum terjadinya gempa yang berkekuatan 6.0 SR kemarin. Jadi kami sudah curiga sejak akhir tahun,” papar Dwikorita.

Dari sekian ratus kali gempa bumi, ada zona yang kosong alias seismic gap. Zona-zona kosong itulah yang dikhawatirkan, lantaran belum melepaskan energi sebagai gempa. Hal ini yang kemudian dijadikan skenario kemungkinan terjadi gempa tertinggi 8.7 SR. Soal kapan dan jaraknya, masih terus dikaji.

Baca juga : Soal Kondisi Keuangan Negara, Pemerintah Disarankan Lebih Transparan

Namun, BMKG telah melakukan pemetaan terhadap beberapa kabupaten yang berpotensi genangan tinggi akibat tsunami. Beberapa daerah tersebut adalah: Pantai Teluk Sumbreng Trenggalek maksimal 22 meter, Pantai Popoh Tulung Agung 30 meter, Pantai Muncar Banyuwangi 18 meter, Pantai Pancer Banyuwangi 12 meter, Pantai Teluk Pacitan 22 meter, Pantai Pasirian Lumajang 18 meter, dan Pantai Tempursari Lumajang 18 meter.

Dwikorita mengimbau agar pemerintah daerah mempersiapkan jalur evakuasi. Sebab masih banyak hambatan di beberapa jalur evakuasi. Seperti di Pacitan, yang harus menyeberangi sungai. “Poinnya, agar jalur ini ditingkatkan fasilitasnya agar lebih memadai. Sehingga kalau berlari itu bisa terkejar (selamat),” pintanya.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Mitigasi BMKG, Daryono mengatakan, masyarakat agar tidak panik. Ia menegaskan, kapan dan di mana terjadinya gempa dan tsunami tidak ada yang tahu. Sebab, apa yang disampaikan adalah potensi gempa dan tsunami, berbeda dengan prediksi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.