Dark/Light Mode

Cegah Pengacau, Wiranto Jaga KPU Dari 7 Mata Angin

Kamis, 25 April 2019 07:03 WIB
Foto: Dok. Pribadi
Foto: Dok. Pribadi

 Sebelumnya 
Menkopolhukam menerangkan, Komisioner KPU dan Bawaslu dipilih oleh DPR RI. Kedua lembaga tersebut bersifat mandiri. Tidak tergabung dalam struktur lembaga negara manapun dan memiliki struktur sendiri. "Dengan demikian tidak berada di bawah kendali pemerintah," tuturnya.

Wiranto menegaskan, tak pernah ada pikiran atau kehendak dari pemerintah untuk melakukan intervensi terhadap kinerja KPU-Bawaslu. Apalagi, sampai membangun konspirasi kecurangan secara terstruktur, sistematis dan masif guna memenangkan pasangan calon tertentu.

Sebagai Menko yang membidangi politik nasional, Wiranto menegaskan dirinya pasti akan berperan aktif atau paling tidak tahu jika memang konspirasi itu ada. "Namun pada kenyataannya, saya harus menyatakan bahwa tuduhan konspirasi antara pemerintah dan KPU-Bawaslu untuk melakukan kecurangan secara terstruktur, sistematis dan masif dalam Pemilu Tahun 2019 tidak benar. Sekali lagi, tidak pernah terjadi!" tegas Wiranto.

Baca juga : Wiranto : Yang Mengajak People Power Bisa Ditindak

Dia berharap, masyarakat tidak mempercayai berita-berita yang menyesatkan tersebut. Apalagi, terhasut untuk melakukan gerakan-gerakan yang hanya akan mengganggu kedamaian dan keamanan nasional.

Wiranto pun membeberkan, Pemilu 2019 termasuk salah satu pemilu terbesar dan terumit di dunia. Bagaimana tidak, dalam waktu 1 hari, 192 juta orang nyoblos di lebih dari 810 ribu TPS. Pelaksanaannya, sangat terbuka. Diawasi oleh semua pihak. Termasuk, observer dari mancanegara. Gelaran pesta demokrasi ini akhirnya dapat terlaksana dengan aman, lancar, dan damai. 33 negara pun mengapresiasi.

Untuk melanjutkan keterbukaan dan kenetralannya, KPU juga telah melakukan penghitungan secara transparan yang perkembangan hasilnya dapat diakses oleh siapapun dan kapan pun. Melihat fakta itu, seharusnya menurut Wiranto, masyarakat memberikan penghargaan dan apresiasi kepada KPU, Bawaslu dan petugas keamanan yang telah melakukan pekerjaan besar dan berat itu dengan aman, lancar, dan damai.

Baca juga : Belva: Berawal Dari Mimpi

"Yang sampai saat ini menimbulkan korban sebanyak 139 orang yang meninggal dalam tugas," ujarnya. Sebab itu, sangatlah tidak tepat atau tidak pada tempatnya kalau melakukan fitnah, cacian, dan membuat tuduhan-tuduhan yang menyedihkan dan tidak berdasar, imbuh Wiranto.

Sementara Moeldoko menyebut, situasi saat ini sebenarnya kondusif. Yang ribut, hanya di dunia maya.

"Sebenarnya, ini situasinya paradoks ya. Apa yang terjadi di dunia maya, dengan yang ada di lapangan. Kalau di dunia maya, itu kaya mau perang aja. Padahal, di lapangan itu happy aja. Nah ini yang terjadi seperti itu," bebernya. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.