Dark/Light Mode

Kemendag Dan BUMN WFH 100 Persen, Istana Presiden Dan DPR WFH 75 Persen, Kemenaker-Kemenperin WFH 25 Persen

Pak Jokowi, Sultan Ngajakin Lockdown

Sabtu, 19 Juni 2021 07:50 WIB
Gubernur Daerah Istimewa Yogjakarta (DIY), Sultan Hamengku Buwono X. (Foto: Istimewa)
Gubernur Daerah Istimewa Yogjakarta (DIY), Sultan Hamengku Buwono X. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Kelima, Istana juga ikutan gelar WFH. Sekitar 75 persen pegawai Istana akan bekerja dari rumah. Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono mengatakan, tengah mengatur jadwal pegawai untuk WFH. Menurutnya, aktivitas bekerja akan disesuaikan dengan kepadatan agenda Istana Kepresidenan.

“Jika padat, 25 persen di kantor, 25 persen di lapangan (sesuai kegiatan), 25 persen kerja di rumah yang setiap saat on call jika ada tambahan kegiatan, dan 25 persen murni WFH,” katanya.

Selain itu, bagi tamu yang datang ke Istana wajib menyerahkan hasil tes PCR yang menunjukkan negatif Covid-19 dalam periode 1x24 jam. Tidak lupa tetap menjalankan protokol kesehatan.

Baca juga : Pemerintah Geser Libur Nasional Dan Hapus Cuti Bersama Natal

Keenam, DPR juga ikutan membatasi aktivitas anggota DPR saat rapat tatap muka. Hanya 25 persen yang boleh hadir dalam ruangan rapat. Selebihnya hadir secara virtual. “Rapat virtual tidak mengurangi esensi dari rapat itu sendiri,” kata Wakil Ketua DPR, Muhaimin Iskandar, kemarin.

Lalu, daerah mana yang minta lockdown? Gubernur Daerah Istimewa Yogjakarta (DIY), Sultan Hamengku Buwono X lah orangnya. Sultan mengusulkan lockdown atau karantina wilayah secara total karena ketar-ketir melihat lonjakan virus asal Wuhan, China itu.

“Malaysia lockdown, Singapura lockdown,” ujar Sultan membandingkan dengan negara tetangga, di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, kemarin.

Baca juga : Cegah Corona, Kemenperin WFH 25 Persen

Pasalnya, kata Raja Yogya itu, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis mikro yang didesain membatasi kegiatan masyarakat dari tingkat terkecil, yakni RT dan RW, belum mampu mengendalikan penyebaran Corona di daerahnya.

“Kalau gagal, kurang apa lagi? Kita belum tentu bisa cari jalan keluar. Satu-satunya cara ya lockdown total,” kata Sultan.

Hal senada dikatakan Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko Wahyono. Dia meminta, pemerintah berani mengambil langkah lockdown untuk mengatasi lonjakan kasus Corona.

Baca juga : Bangkit Dari Pandemi, UMKM Harus Melek Digital

Tri Yunis mengaku kesal dan miris dengan situasi saat ini. Ditambah lagi dengan perilaku masyarakat yang semakin abai dengan protokol kesehatan. [QAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.