Dark/Light Mode

Soilblock, Solusi Efesiensi Budidaya Di Kampung Cabe

Minggu, 18 Juli 2021 16:47 WIB
Metode tanam cabe dengan sistem Soilblock/Ist
Metode tanam cabe dengan sistem Soilblock/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Kasus Covid-19 yang kian meninggi tak menghentikan langkah Kementerian Pertanian (Kementan) untuk terus memberikan pembinaan kepada petani. 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terus mendorong jajarannya agar tetap produktif selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat alias PPKM. Salah satunya dengan Virtual Bimtek. 

Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto dalam sambutannya saat membuka virtual literacy bertajuk Persemaian Sehat, Kunci Sukses Budidaya Cabe memaparkan, bahwa salah satu program Kementan untuk menjaga stabilisasi pasokan cabe adalah dengan Kampung Cabe. Tema bimtek ini sangat menarik dan sangat mendukung pelaksanaan program Kampung Cabe tersebut. 

Persemaian merupakan awal dari proses budidaya cabe. Bibit yang dihasilkan dari persemaian yang baik serta pemilihan varietas yang adaptif lingkungan dan cuaca akan meningkatkan produktivitas hasil.

“Sentuhan inovasi teknologi kekinian juga bisa meningkatkan efesiensi biaya dan waktu, sehingga ongkos produksi murah dan harga berdaya saing,” papar Prihasto.

Baca juga : PGAS Solution Bangun Pabrik Pipa PE Di Karawang

Dalam Virtual Literacy yang dilaksanakan Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat bekerja sama dengan Pustaka Kementan ini memberikan materi yang menarik dan sangat mendukung efisiensi produksi cabe dari sisi hulu, yakni teknologi Soilblock Seedling. 

Soilblock merupakan sebuah alat semai yang ramah lingkungan karena memanfaatkan limbah organik yang sangat berguna tanpa merusak lingkungan. Alat ini dikembangkan oleh Eka Mardiyono, pelaku usaha soilblock dari Jawa Tengah.

Saat mengenalkan alat ini, Eka menjelaskan bahwa semua bahan penyusun soilblock ini merupakan bahan organik yang dibutuhkan oleh tanaman tanpa penambahan tanah.

Bahan-bahan yang diperlukan untuk menyusun soilblock ini terdiri dari pupuk kandang, fosfat alam, kapur dolomit, cocopeat dan gambut dengan perbandingan 30:5:5:30:30. 

Seluruh bahan tersebut kemudian dicampur dengan air hingga diperoleh kepadatan yang sesuai. Selain itu, dapat ditambahkan sedimentasi rawa yang kaya akan unsur hara yang baik untuk tanaman.

Baca juga : Rhali Dobson, Pensiun Demi Kanker Otak

Cara penggunaan soilblock juga cukup mudah. Setelah bahan-bahan penyusun soilblock dicampur, kemudian dimasukkan ke alat bantu/cetakan soilblock dan ditekan hingga padat. 

Selanjutnya letakkan alat soilblock di atas nampan kayu dengan cara membaliknya, kemudian tekan 2-3 kali secara berulang alat pegas agar media tercetak dengan baik.

“Selain ramah lingkungan, penggunaan soil block  juga dapat meningkatan efisiensi biaya tenaga kerja pada proses persemaian,” kata Eka.

Jika dengan proses penyemaian pada umumnya, 1 hari tenaga kerja hanya dapat mencetak 1.000 polybag, tapi dengan alat ini bisa diperoleh 20.000-30.000 media semai. “Karena tidak membutuhkan plastik polybag atau plastik tray. Biaya yang dikeluarkan oleh petani juga berkurang,” papar Eka.

Perawatan saat penyemaian dengan soilblock pun dapat lebih mudah dilakukan karena cukup disiram sacara merata dengan metode sebar atau sprayer tanpa takut air tertinggal di plastik. 

Baca juga : Politikus Pakai Anjing Liar Buat Kampanye

Hal ini berlaku pula saat pemberian pupuk, karena soilblock bersifat absorb (menyerap), maka pupuk juga tidak akan jatuh ke bawah tetapi terserap ke dalam soilblock.

Penggunaan soilblock dibarengi dengan pemilihan varietas yang adaptif cuaca merupakan kombinasi yang sempurna, sebagai langkah awal untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.