Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kementan Siap Siaga Hadapi Ancaman Penyakit Hewan LSD

Jumat, 23 Juli 2021 17:14 WIB
Direktur Kesehatan Hewan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nuryani Zainuddin/Ist
Direktur Kesehatan Hewan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nuryani Zainuddin/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Menghadapi ancaman penyakit hewan Lumpy Skin Disease (LSD) yang saat ini sudah menyebar di Asia dan menjangkiti enam negara di Asia Tenggara, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian (Kementan) mengadakan seri seminar daring peningkatan kesiapsiagaan terhadap LSD. 

"Sebagai negara yang masih bebas LSD, kita harus meningkatkan kesiapsiagaan. Karena posisi penyakit ini sudah sampai ke Thailand dan Malaysia," ungkap Nuryani Zainuddin, Direktur Kesehatan Hewan Ditjen PKH Kementerian Pertanian (Kementan).

Menurutnya, sejak China dan India tertular pada tahun 2019, LSD terus menyebar ke banyak wilayah di Asia. Terakhir, penyakit ini sudah dilaporkan di kawasan Asia Tenggara yakni di Vietnam, Laos, Myanmar, Cambodia, Thailand dan Malaysia. 

Baca juga : Kargo Jadi Tumpuan Pendapatan Garuda

"Kita telah tingkatkan upaya pencegahan untuk  mencegah masuknya penyakit ini. Namun apabila sampai masuk, kita juga harus siap untuk mendeteksi dan menanganinya secara cepat dan efektif," jelas Nuryani. 

Pada seminar daring yang dihadiri peserta hampir 800 orang tersebut, Nuryani menjelaskan, risiko terbesar masuknya LSD adalah melalui pemasukan hewan rentan (sapi dan kebau) dari negara tertular. Saat ini pihaknya memastikan bahwa tidak ada pemasukan hewan rentan dari negara-negara tersebut. 

"Namun demikian, Kami tetap siapkan laboratorium veteriner untuk mendiagnosa apabila ada dugaan kasus di lapang," imbuhnya. 

Baca juga : KPK Siap Hadapi Gugatan Praperadilan Eks Pejabat Ditjen Pajak

Semua laboratorium veteriner di bawah Ditjen PKH, menurutnya, telah mempunyai kapasitas untuk memeriksa penyakit ini. 

Nuryani meminta agar peternak dan petugas lapangan segera melaporkan apabila ada ternaknya yang menunjukan tanda klinis benjol-benjol pada kulit, demam dan adanya lendir pada hidung serta mulut. 

"Laporan cepat sangat penting, agar segera kita pastikan penyebab penyakitnya, dan kita tangani langsung. Ini untuk menekan kerugian yang mungkin ditimbulkan," jelasnya. 

Baca juga : Grand Dafam Braga Bandung Tawarkan Paket WFH

Pada seminar daring tersebut, hadir juga narasumber dan ahli terkait LSD yakni Karma Rinzin dari Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) di kawasan Asia Tenggara (OIE Sub Regional Representation for South East Asia) dan Steve Pefanis dari Department of Primary Industries, Parks, Water and Environment, Biosecurity Tasmania, Australia. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.