Dark/Light Mode

PPKM Bantu Turunkan Kasus Covid Di Jateng

KSP: Situasi RS Kondusif, Pasokan Oksigen Dan Obat-obatan Aman, Tapi Stok Vaksin Menipis

Jumat, 30 Juli 2021 10:16 WIB
Tim KSP melakukan verifikasi lapangan terkait ketersediaan oksigen, obat dan vaksin COVID-19 di wilayah Semarang, Jawa Tengah. (Foto: Dok. KSP)
Tim KSP melakukan verifikasi lapangan terkait ketersediaan oksigen, obat dan vaksin COVID-19 di wilayah Semarang, Jawa Tengah. (Foto: Dok. KSP)

 Sebelumnya 
Dalam kesempatan tersebut, Nur Dian Rakhmawati selaku Kepala Puskesmas Pandanaran Semarang mengatakan, mobilitas masyarakat yang dibatasi oleh PPKM sangat mempengaruhi penurunan arus penularan Covid-19.

Sebelum PPKM, Nur Dian menyebut, ada 300 pasien isolasi mandiri yang didampingi oleh pihak Puskesmas tersebut.

Namun, angka ini menurun menjadi sekitar 60 orang setelah PPKM diberlakukan oleh pemerintah di Jawa dan Bali.

"Puskesmas kami tidak memiliki fasilitas kesehatan yang memadai, untuk merawat pasien Covid-19 dengan gejala berat. Karena itu, merujuk pasien Covid-19 ke rumah sakit terdekat adalah satu-satunya pilihan," ungkap Nur Dian.

Baca juga : Pemda Lamban Testing Dan Lelet Vaksinasi, Apa Perlu Disanksi?

Ia mengaku sempat dilanda stres, akibat jumlah pasien Covid-19 yang terus meningkat. Namun, kapasitas fasilitas kesehatan sangat terbatas, dan tidak mampu menyelamatkan semua nyawa.

“Prinsip saya, jangan sampai ada pasien isolasi mandiri (yang dipantau puskesmas) meninggal. Jika kondisinya memburuk, hanya rumah sakit yang bisa merawat. Tapi saat itu, semua rumah sakit sudah penuh.” tutur Dian.

Rumah sakit tidak memiliki tempat tidur yang tersedia, namun pasien membutuhkan perawatan medis yang lebih intensif. Sementara puskesmas, tidak mampu menangani pasien.

Dalam kondisi ini, tak jarang pihak puskesmas mengirim pasien ke rumah sakit terdekat, beserta dengan tempat tidur dan tabung oksigen.

Baca juga : KSP: Pasokan Oksigen Di Kabupaten Bandung Masih Kurang, Obat-obatan Dan Vaksin Aman

Situasi serupa juga dialami oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) KRMT Wongsonegoro (RSWN) di Semarang, sebelum pemerintah menerapkan kebijakan PPKM.

Namun, saat berkunjung ke RSWN, tim KSP tidak menemukan adanya antrean pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD). Situasi di rumah sakit cenderung kondusif.

“PPKM Darurat menolong kami dalam memberikan perawatan. Jumlah pasien berangsur menurun. Sekarang, ada 182 pasien covid, dari 528 di awal Juli,” kata dr. Susi Herawati, Direktur RSWN.

Menurutnya, saat terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup tinggi pada pertengahan Juni hingga awal Juli lalu, rumah sakit yang dipimpinnya mengkonversi hampir 80 persen tempat tidurnya untuk penanganan pasien Covid-19. Sebanyak 528 kasur di ruang inap, dan 45 kasur di ruang ICU.

Baca juga : Bantu Tangani Covid Di Indonesia, Singapura Kirim Peralatan Medis

IGD yang mampu menampung sebanyak 60 pasien pun, sempat mengalami kelebihan kapasitas. Sehingga, tidak ada ruang tersisa.

“Ketika itu, kami segera mengubah bangsal umum menjadi tempat penanganan Covid-19. Sehingga, pasien IGD bisa segera dipindahkan ke bangsal untuk perawatan lebih lanjut,” lanjut Susi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.