Dark/Light Mode

Capaian Serah Simpan KCKR Ke Perpusnas Tunjukkan Hasil Positif

Selasa, 24 Agustus 2021 17:46 WIB
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando dalam acara serah terima karya cetak dan karya rekaman. (Foto: Dok. Perpusnas)
Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando dalam acara serah terima karya cetak dan karya rekaman. (Foto: Dok. Perpusnas)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penerbit dan produsen karya rekam di Indonesia disiplin menyerahkan hasil karya cetak dan karya rekam (KCKR) ke Perpustakaan Nasional (Perpusnas). Sepanjang Januari-Juli 2021, Perpusnas mencatat sebanyak 311.956 eksemplar KCKR diserahkan penerbit dan produsen karya rekam. Tahun ini, Perpusnas menargetkan 367.500 eksemplar KCKR. Sebagai perbandingan, sepanjang 2020, tercatat sebanyak 420 ribu eksemplar KCKR dari 355.630 judul yang dihimpun Perpusnas dari 3.653 penerbit dan produsen karya rekam. 

Angka ini menjadi catatan mengesankan, dan menunjukkan kepatuhan penerbit dan produsen karya rekam dalam memenuhi amanat Undang-undang (UU) Nomor 13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan KCKR (SS KCKR). UU mengamanatkan setiap penerbit dan produsen karya rekam menyerahkan hasil karyanya masing-masing ke Perpusnas dan perpustakaan provinsi tempat domisili.

Baca juga : Membaca Membentuk Bangsa

Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando mengatakan, kepatuhan ini menjadi hal yang membanggakan dalam upaya mewujudkan koleksi nasional dan melestarikannya sebagai hasil budaya bangsa. Namun, dia meminta jajarannya agar koleksi serah simpan dihimpun sekaligus juga bisa dimanfaatkan masyarakat.

“Sejauh mana pemanfaatan karya-karya itu di tengah masyarakat kita (harus dijelaskan). Saya sebagai Kepala Perpusnas sangat berharap bahwa jajaran saya bisa menjelaskan kepada masyarakat Indonesia dan dunia bahwa karya-karya yang dihasilkan orang-orang intelektual itu telah dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat Indonesia dan dunia,” ucapnya, dalam kegiatan dengan tema ‘Melalui Kepatuhan SS KCKR Karya Bangsa Lestari Indonesia Tangguh dan Tumbuh’ secara virtual, Selasa (24/8).

Baca juga : 449 Daerah Usulkan DAK Fisik Perpustakaan

Syarif Bando menyebut, perpustakaan merupakan institusi jembatan pengetahuan masa lampau. masa kini, dan masa datang dari semua karya yang dihasilkan penulis di Indonesia. Dengan menyerahkan koleksi KCKR, para penulis, penerbit dan produsen karya rekam merupakan sosok istimewa karena menjadi jembatan ilmu pengetahuan bagi bangsa Indonesia.

“Memang, satu peluru bisa menembus satu kepala, tetapi sejatinya telah membunuh jutaan nilai kemanusiaan. Tapi, satu buku yang sudah didigitalkan, satu karya rekam yang sudah didigitalkan, akan menembus miliaran kepala manusia dan menumbuhkan nilai kemanusiaan baru,” urainya.

Baca juga : Perempuan Dan Hari Merdeka

Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Arys Hilman menyatakan, akses merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi terjadinya aktivitas literasi. Karenanya, dia mendukung upaya untuk memberdayakan sumber daya agar masyarakat dapat memanfaatkan sumber-sumber literasi, seperti perpustakaan, toko buku, dan media massa.

Ikapi mencatat, jumlah buku elektronik yang didaftarkan ke Perpusnas untuk mendapatkan International Standard Book Number (ISBN) terus bertambah setiap tahun. Pada 2017, sebanyak 2.819 judul buku elektronik yang diajukan mendapatkan ISBN, dan meningkat pada 2019 menjadi 17.141.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.