Dark/Light Mode

Industri Mobil Listrik Makin Dekat

Moeldoko: Perubahan Radikal Tidak Mudah, Tapi Pemerintah Sudah Berkomitmen

Rabu, 25 Agustus 2021 07:33 WIB
KSP Moeldoko saat hendak uji coba mengendarai mobil listrik saat melakukan kunjungan ke Pabrik Wuling Motors di GICC, Cikarang, Jawa Barat, Selasa (24/8). (Foto: KSP)
KSP Moeldoko saat hendak uji coba mengendarai mobil listrik saat melakukan kunjungan ke Pabrik Wuling Motors di GICC, Cikarang, Jawa Barat, Selasa (24/8). (Foto: KSP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia semakin dekat dengan industri mobil listrik. Infrastruktur untuk produksi mobil listrik dalam negeri terus dikembangkan.

Sejumlah pabrikan otomotif dunia dari Jepang dan China, menunjukkan keseriusan berinvestasi industri mobil listrik di Indonesia. Namun, tantangan yang dihadapi industri mobil listrik di Indonesia tidaklah mudah.

Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), realisasi total penjualan mobil listrik di Indonesia sepanjang semester pertama 2021, mencapai 1.900 unit.

Angka tersebut belum berbeda jauh, dibandingkan penjualan tahun sebelumnya, di angka 1.234 unit.

Padahal, pasar Indonesia cukup besar, jika dilihat dari penjualan mobil konvensional.

Baca juga : Mendagri: Kedengarannya Lucu, Tapi Negara Lain Sudah Terapkan

"Perubahan yang cukup radikal ini memang tidak mudah. Namun yang paling penting, kita melihat sudah ada komitmen pemerintah terhadap mobil listrik," kata Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, saat mengunjungi Pabrik Wuling Motors di Kawasan Greenland International Industrial Center (GIIC) di Cikarang, Jawa Barat, Selasa (24/8).

Sementara survei konsultan manajemen Solidiance pada tahun 2018 menyebut, ada 3 faktor penyebab rendahnya minat masyarakat Indonesia terhadap mobil listrik.

Faktor itu adalah daya jelajah kendaraan listrik yang terbatas, Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang masih minim, dan harga mobil listrik yang masih cenderung lebih mahal dibandingkan mobil konvensional.

Pemerintah tidak tinggal diam. Presiden Jokowi telah menandatangani Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Untuk Transportasi Jalan.

Maret lalu, KSP bersama Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) telah mensosialisasikan program penggunaan mobil listrik di lingkungan kementerian dan lembaga melalui program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBL-BB).

Baca juga : Kebijakan Larangan Mudik Gagal Jika Pemerintah Tak Konsisten

Moeldoko melalui KSP pun telah menekankan pentingnya pergeseran menuju industri mobil listrik, dengan sumber energi terbarukan.

Mobil listrik menjadi solusi dalam mengurangi konsumsi bahan bakar fosil, serta meningkatkan kualitas lingkungan dan udara.

Moeldoko optimistis, Indonesia mampu meningkatkan peluang untuk menjadi basis produksi dan ekspor KBL-BB.

Sementara itu, Kementerian Perhubungan telah menyusun Peta Jalan Kendaraan Operasional K/L dan Angkutan Umum dari Kendaraan ICE (Internal Combustion Engine) ke KBL BB.

Di sisi lain, Kementerian ESDM bersama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN ditunjuk membangun infrastruktur pendukung berupa SPKLU.

Baca juga : KRI Rimau Deteksi Titik Magnet Yang Cukup Kuat Di Perairan Utara Bali, Semoga Pertanda Baik

Hingga April 2021, telah dibangun 112 unit SPKLU di 83 lokasi di Indonesia.

Selain itu, PLN juga menyiapkan berbagai stimulus guna meningkatkan minat pasar untuk menggunakan KBL-BB. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.