Dark/Light Mode

Soal Kemenag Hadiah Untuk NU

Menag: Itu Ibaratnya Suami Istri Yang Nyebut Dunia Milik Kita Berdua, Salah Nggak?

Senin, 25 Oktober 2021 12:46 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Foto: Instagram)
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengklarifikasi pernyataannya, yang menyebut Kementerian Agama (Kemenag) merupakan hadiah negara untuk Nahdlatul Ulama (NU).

Yaqut yang juga Ketua Umum GP Ansor menegaskan, ucapannya itu semata-mata ditujukan untuk memantik semangat para santri dan pondok pesantren, dalam acara internal.

"Pertama, saya sampaikan di forum internal, intinya adalah memberi semangat kepada para santri dan pondok pesantren," ujar Yaqut di Solo, seperti dilansir ANTARA, Senin (25/10).

Pernyataan Yaqut yang menyebut Kemenag merupakan hadiah bagi NU, menuai berbagai reaksi di media sosial.

Baca juga : Yaqut Disentil PBNU, Haedar Nulis Artikel “Negara Milik Semua”

Bahkan, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tak sepakat dengan apa yang disampaikan Yaqut. 

Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini dengan tegas menyatakan, Indonesia merupakan milik semua orang. Kementerian Agama adalah milik semua agama di Indonesia.

Yaqut berpedapat, pernyataan yang disampaikan di forum internal itu, seharusnya tidak menjadi masalah. Sebab tujuannya hanya memberikan motivasi kepada para santri saja.

Bahkan, ia mengibaratkan pernyataannya seperti pasangan suami-istri yang mengatakan bahwa dunia milik berdua.

Baca juga : PAN: Menag Kudu Minta Maaf, Presiden Mesti Kasih Teguran

"Itu sama, kira-kira ketika kalian semua ini dengan pasangannya masing-masing melihat rembulan di malam hari, dan mengatakan dunia ini milik kita berdua, yang lain cuma ngekos, salah nggak itu? Saya tanya, salah nggak itu? Itu kan internal," kata Yaqut.

Ia memastikan,.Kemenag tidak hanya untuk NU. Buktinya, kata Menag, Kementerian Agama memberikan afirmasi kepada semua agama.

"Semuanya diberikan hak secara proporsional. Ormas juga tidak hanya NU saja. Bahkan, di Kemenag ada Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, itu kader Muhammadiyah. Ada juga Irjen Kemenag, yang bukan dari NU," jelas Yaqut.

Ia menuturkan  karakter dasar dan jati diri NU adalah terbuka dan inklusif. NU hadir untuk memberikan maslahat yang lebih besar.

Baca juga : Gus Yaqut Disenggol Tokoh Muhammadiyah

"Karena keterbukaan dan mengedepankan kemaslahatan itu sifat dasar NU," pungkas Yaqut. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.