Dark/Light Mode

Bilang “Kemenag Hadiah Untuk NU”

Gus Yaqut Disenggol Tokoh Muhammadiyah

Minggu, 24 Oktober 2021 08:15 WIB
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas memberikan sambutan pada Malam Puncak Hari Santri 2021, di Jakarta, Jumat (22/10/2021). (Foto: Dok. Kemenag)
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas memberikan sambutan pada Malam Puncak Hari Santri 2021, di Jakarta, Jumat (22/10/2021). (Foto: Dok. Kemenag)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas alias Gus Yaqut sedang disorot gara-gara bilang Kementerian Agama (Kemenag) yang sekarang ia pimpin, adalah hadiah untuk Nahdlatul Ulama (NU), bukan hadiah untuk Indonesia. Salah satu tokoh Muhammadiyah tersinggung dengan pernyataan Gus Yaqut itu. Kalangan DPR pun, ikut terusik.

Pernyataan Gus Yaqut itu disampaikan dalam Webinar Internasional bertajuk “Santri Membangun Negeri”. Webinar yang digelar dalam rangka Hari Santri 2021 itu, tayang di YouTube TV9 Official. Dalam kesempatan itu, Gus Yaqut menceritakan perdebatan tentang asal usul Kemenag. Dia membantah Kemenag adalah hadiah negara untuk umat Islam.

“Saya bantah, bukan! Kemenag itu hadiah negara untuk NU. Bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU,” kata Gus Yaqut, dalam webinar yang digagas RMI-PBNU itu, Rabu (20/10).

Baca juga : KPK Dalami Proses Dana Hibah BNPB Untuk Kolaka Timur Yang Dikorupsi

Karena Kemenag itu hadiah bagi NU, kata Gus Yaqut, maka wajar bila ormas Islam terbesar di Indonesia itu memanfaatkan banyak peluang yang ada di Kemenag. Misalnya, minta Dirjen Pesantren yang banyak mengafirmasi pesantren, dipegang oleh tokoh NU.

Sosok yang pernah menjadi panglima tertinggi Banser NU ini bicara juga soal pencoretan 7 kata dalam Piagam Jakarta yaitu Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menjadikan Kemenag sebagai kementerian semua agama. Posisi ini, sebut dia, bukannya menghilangkan NU, justru menekankan unsur NU-nya.

“Bukan kehilangan ke-NU-annya, tapi justru menekankan ke-NU-annya. NU terkenal paling toleran, paling moderat,” klaimnya.

Baca juga : PUPR Siapkan Tenaga Kerja Handal Untuk Bangun Rumah Subsidi

Salah satu tokoh Muhammadiyah, Anwar Abbas menyayangkan pernyataan Menag tersebut. Kata dia, pernyataan Menag tidak menghargai kelompok dan elemen umat dan masyarakat lainnya.

Menurutnya, pernyataan Gus Yaqut itu bisa menjadi bukti jika banyak posisi-posisi penting, baik di Kemenag hingga institusi pendidikan agama Islam, memang benar kalau selama ini dipegang hanya oleh orang NU.

“Sekarang menjadi terang benderanglah bagi kita semua warga bangsa, mengapa para pejabat di Kemenag dan bahkan juga para pegawainya dari atas sampai ke bawah, serta juga rektor-rektor UIN dan IAIN di seluruh Indonesia, nyaris semuanya dipegang dan diisi oleh orang NU,” senggolnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.