Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Persentasenya Ditargetkan Turun Di 2024

Menko PMK Kibarkan Bendera Perang Lawan Stunting

Selasa, 26 Oktober 2021 16:06 WIB
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. (Foto: Menko PMK)
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy. (Foto: Menko PMK)

RM.id  Rakyat Merdeka - Permasalahan stunting atau gagal tumbuh pada anak masih jadi tantangan besar dalam pembangunan manusia Indonesia. Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019, prevalensi stunting saat ini masih berada pada angka 27,67 persen. Sementara, Presiden Joko Widodo menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, percepatan penurunan stunting harus semakin dikebut. Menurut dia, dengan adanya landasan hukum Perpres No. 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, maka diperlukan langkah-langkah yang cepat dan efektif untuk memenuhi target Presiden.

Hal itu disampaikan Menko Muhadjir saat menyampaikan keynote speech Simposium Nasional 2021 Praktik Baik Percepatan Penurunan Stunting Melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang diselenggarakan BKKBN, secara daring, pada Selasa (26/10).

Baca juga : PSI: Kemenangan Piala Thomas Tercoreng Larangan Kibarkan Merah Putih

"Tidak ada kata pelan, tidak ada kata sedikit demi sedikit. Tetapi dalam waktu kurang lebih 3 tahun kita harus melakukan serangan frontal besar-besaran terhadap masalah stunting di Indonesia," tegasnya.

Muhadjir menerangkan, permasalahan stunting masih jadi kendala besar dalam menyiapkan generasi unggul dan kompetitif. Dia meminta perang melawan stunting terus digencarkan. Termasuk keterlibatan, perguruan tinggi dalam upaya sosialisasi dan edukasi pencegahan stunting kepada masyarakat dan kepada kalangan mahasiswa dan mahasiswi.

"Perguruan tinggi dapat bekerja sama dengan  BKKBN, terutama dari pendekatan persuasif dan edukatif kepada calon pengantin, termasuk kepada para mahasiswa dan mahasiswi," tuturnya.

Baca juga : Pemda Jangan Tunda Pembangunan Jalan

Menko PMK mengatakan, keikutsertaan perguruan tinggi dalam perang melawan stunting sangat penting. Melalui program pengabdian masyarakat dan riset, para mahasiswa bisa ikut memberikan sosialisasi dan edukasi terkait pencegahan stunting, pemenuhan gizi yang baik kepada masyarakat, dan juga sebagai untuk kalangan mahasiswa dan mahasiswi.

"Harus kita kejar di mana kantong-kantong stunting terjadi kemudian kita selesaikan satu demi satu dan dengan cara yang tentu saja dikembangkan dengan pertemuan berbasis riset di perguruan tinggi masing-masing," tuturnya.

Muhadjir mengaku optimis terlibatnya perguruan tinggi dalam penanganan stunting akan membuat penanganan stunting lebih sistemik, dan pendekatan akademik akan menjadi warna baru dari penanganan stunting di Indonesia. 

Baca juga : PKS Malut Kudu Petakan Kekuatan Partai Per Dapil

"Mudah-mudahan sesuai target Presiden, angka stunting kita harus di bawah 14 persen bisa terpenuhi berkat  kerja sama kompak antara lain atas kerja sama BKKBN dengan perguruan tinggi," kata Menko PMK. [EFI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.