Dark/Light Mode

Disuguhi Menu Khas Nusantara

Jemaah Haji Makan Dengan Lahap, Tak Ada Sisa Di Piring

Jumat, 24 Mei 2024 08:56 WIB
Penyediaan konsumsi jemaah haji. (Foto: MCH 2024)
Penyediaan konsumsi jemaah haji. (Foto: MCH 2024)

RM.id  Rakyat Merdeka - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyediakan konsumsi untuk jemaah haji Indonesia dengan cita rasa Nusantara. Jemaah pun makan dengan lahap. Makanan yang disajikan selalu habis.

Irwan Muhammad Idrus, jemaah asal Makassar, menyatakan, menu yang disediakan sudah sesuai dengan lidah selera khas Nusantara. “Alhamdulillah, ketika makan selalu habis, tidak ada sisa,” ucapnya, kepada Media Center Haji (MCH), di Arjwan Aldzahbi Hotel, Madinah.

Irwan berharap, pelayanan dan menu yang baik ini dapat dijaga sampai musim haji selesai. Sebab, makanan yang higienis dan menu sesuai lidah orang Indonesia dapat menjaga kesehatan jemaah. “Sehingga ketika kita melakukan ibadah pada puncak haji nanti dalam keadaan sehat wal’afiat,” imbuhnya.

Kakek Hasan Husin, jemaah lanjut usia (lansia) asal Kabupaten Lingga, menyampaikan bahwa makanan yang disajikan PPIH selama di hotel sangat enak. "Alhamdulillah sedap-sedap makanannya. Makanan yang disajikan pas di lidah dan porsinya juga sesuai. Rasanya masih seperti di kampung sendiri. Padahal sekarang sudah 8 hari di Madinah," ungkap Hasan. melalui pesan Messengger yang disampaikan teman sekamarny sekaligus Ketua Rombongan, Rafhdi Permana Ryadi.

Kata Rafhdi, Kakek Hasan selalu bersemangat menyantap makanan. "Menikmati sekali makannya. Nasi yang disediakan setiap hari selalu habis. Makanya, kondisinya selalu sehat dan bugar," sambungnya.

Selama di Madinah, Kakek Hasan selalu salat lima waktu di Masjid Nabawi. Dia jarang salat di hotel. "Beliau memang berniat akan melaksanakan salat wajib di masjid seperti saat di kampung. Beliau juga kesehariannya sebagai imam tetap di Masjid Nurussalam Kebun Nyiur Singkep Lingga," tambah Rafhdi.

Distribusi, menu, dan cita rasa katering jemaah menjadi perhatian khusus petugas haji. Sebab, makanan menjadi sumber penting bagi jemaah dalam menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat.

Baca juga : Cegah Penularan MERS-CoV, Jemaah Haji Diminta Hindari Kontak Dengan Unta

Penanggung Jawab Katering Sektor 2 Madinah, Zainul Fattah Akbar, menjelaskan, pihaknya selalu memastikan katering yang dikirim perusahaan dalam keadaan baik. “Semua makanan masih dalam keadaan hangat dan higienis,” kata Zainul.

Makanan jemaah dikemas dalam bentuk boks. Agar tetap hangat, makanan disimpan dalam kotak pemanas. Untuk menjaga kebersihan makanan, semua petugas katering menggunakan penutup kepala, masker, dan sarung tangan.

“Katering dikemas dengan kertas perak (aluminium-foil) guna menjaga makanan tetap hangat dan higienis, terhindar dari bakteri,” terangnya.

Pendistribusian makanan dilakukan 30 menit sebelum waktu makan. Selain makanan yang masih hangat, jemaah juga mendapatkan air minum mineral dan buah.

Anggota Media Center Kementerian Agama (Kemenag) Widi Dwinanda menerangkan, selama di Tanah Suci, jemaah haji Indonesia mendapat makan sebanyak tiga kali sehari, yaitu makan pagi, makan siang dan makan malam. Secara keseluruhan, selama di Madinah jemaah mendapat makan 27 kali dan di Makkah sebanyak 84 kali. Lalu, selama berada di Arafah, Muzdalifah, Mina (Armuzna), jemaah mendapatkan 15 kali makan ditambah satu snack berat untuk di Mudzalifah.

"Ada 57 dapur di Makkah dan 21 dapur di Madinah yang menyediakan katering bagi jemaah haji Indonesia,” kata Widi, saat menyampaikan keterangan resmi Kemenag, di Jakarta, Rabu (22/5/2024).

Untuk menghadirkan cita rasa Nusantara, terang Widi, bumbu yang digunakan berasal dari produk bumbu Indonesia. Tahun ini sudah lebih 70 ton bumbu yang didatangkan dari Indonesia, total kebutuhan lebih dari 200 ton. Untuk pemenuhan kebutuhan bumbu tersebut, pemerintah melibatkan UMKM.

Baca juga : Sempat Return To Base, Garuda Terbangkan Jemaah Kloter 5 Embarkasi Makassar Dengan Pesawat Pengganti

Ia menjelaskan, setidaknya ada delapan jenis bumbu yang didatangkan dari indonesia, yaitu rendang, gulai, nasi kuning, nasi uduk, semur, sambel goreng, bumbu merah, dan bumbu dasar kuning. “Selain itu, juru masaknya juga berasal dari Indonesia,” katanya.

Dia menerangkan, menu makanan yang diberikan kepada jemaah bervariasi setiap harinya dengan menu cita rasa nusantara. PPIH Arab Saudi memastikan bahwa menu untuk jemaah haji telah mempertimbangkan aspek kecukupan nutrisi seperti karbohidrat, protein, beragam vitamin, dan lainnya yang dibutuhkan jemaah haji di Tanah Suci.

Kepada jemaah, kata Widi, PPIH terus mengimbau agar segera mengkonsumsi makanan yang telah dibagikan sebelum batas waktu yang tertera dalam boks makanan. Jangan mengkonsumsi makanan melewati batas waktu sebagaimana yang tertera dalam boks makanan.

“Perhatikan keterangan batas layak mengkonsumsi. Untuk makan pagi pukul 09.00 pagi, makan siang pukul 16.00, dan makan malam pukul 21.00 yang tertera di kemasan makanan,” tandasnya.

Untuk memastikan layanan konsumsi baik, Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah PPIH Arab Saudi, Ali Machzumi, melakukan pengecekan makanan yang siap didistribusikan pada Selasa (21/5/2024) dinihari. Ali mengecek isinya, sekaligus menyicipi rasanya.

"Saya rasa sudah pas. Bumbunya juga pas. Menunya juga sangat khas Indonesia," kata Ali kepada kepala chef yang memasak makanan tersebut, Wan Abdurrahman.

Kepada Ali, chef asal Bogor yang bertugas di Meez Merry, salah satu penyedia konsumsi bagi jamaah haji Indonesia, menyebut semua masakan bagi jamaah memang diproduksi khusus. Tak hanya menunya yang khas nusantara, mayoritas bahan bakunya juga dikirim langsung dari Indonesia.

Baca juga : Dapat Hotel Bintang 3-5, Dikasih Makanan Khas Nusantara, Jemaah Haji Dimanjakan

"Untuk stok bahan baku sangat cukup. Dan tersimpan di pendingin yang bagus, sehingga awet," kata Abdurrahman.

Dinihari itu, Ali bersama sejumlah pimpinan PPIH Arab Saudi Daker Madinah memang sengaja mendatangi penyedia konsumsi jemaah haji. Salah satu yang didatangi adalah Meez Merry. Selain melihat proses produksi makanan bagi seluruh jamaah haji yang hingga kini masih di Madinah, Ali juga ingin memastikan kualitas makanan yang segera didistribusikan itu. Sekaligus bahan-bahan yang dipakai.

"Dari pengecekan yang sudah kami lakukan, semuanya sudah sesuai dengan perjanjian awal antara Kementerian Agama (Kemenag) dan penyedia," katanya.

Dia menjelaskan, makanan bagi para jamaah haji Indonesia, baik saat di Madinah maupun Makkah, memang diproses secara khusus. Untuk bahan-bahannya didatangkan dari Indonesia. Terutama bahan dasar seperti beras, aneka sayuran, hingga bumbu-bumbunya.

Produksinya juga khusus. Diracik langsung oleh chef dari Indonesia yang berada di semua perusahaan penyedia. "Termasuk, menunya juga khas Indonesia," katanya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.