Dark/Light Mode

Tidak Lagi Jadi Ibu Kota Negara

Jakarta Punya Daya Tarik Seperti New York Di Amrik

Selasa, 23 April 2024 07:30 WIB
Sekretaris Jenderal Kemendagri, Suhajar Diantoro
Sekretaris Jenderal Kemendagri, Suhajar Diantoro

RM.id  Rakyat Merdeka - Persiapan pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara terus dimatangkan. Setelah nantinya resmi pindah, Jakarta diyakini tetap memiliki daya tarik, seperti New York di Amerika Serikat

KEMENTERIAN Dalam Negeri (Kemendagri) menyatakan, pasca disahkan Undang-Undang (UU) Daerah Khusus Jakarta (DKJ) beberapa waktu lalu, maka Jakarta sudah mulai ber­siap-siap menanggalkan status­nya sebagai Ibu Kota. Namun, tetap menjadi pusat bisnis dan ekonomi sebagai daya tariknya.

“Sebetulnya Jakarta ini setelah disahkan UU DKJ sudah siap. Karena bertahun-tahun bisnis dan perdagangan di sana sudah maju,” ujar Sekretaris Jenderal Kemendagri Suhajar Diantoro dalam dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) yang digelar virtual, Senin (22/4/2024).

Dia yakin Jakarta sudah sangatsiap menjadi fondasi utama bis­nis dan perdagangan nasional. Sebab, Jakarta sudah pernah me­nyandang status sebagai Daerah Khusus Ibu Kota (DKI). Status tersebut secara otomatis sudah membentuk Jakarta sebagai kota yang kuat dari sisi ekonomi.

“Itu ditandai dengan hampir 17 persen lebih PDB (Produk Domestik Bruto) secara nasional dihasilkan oleh Jakarta. Ini luar biasa,” ungkapnya.

Dia mengungkapkan, pasca disahkan UU DKJ ini Jakarta akan didorong lebih maju sebagai kota global yang diberikan kewenangan khusus di berbagai bidang.

Baca juga : Uu Ruzhanul Ulum Turun Jabatan...

Kewenangan itu meliputi perizinan dan pendaftaran peru­sahaan di bidang perdagangan.

Lalu, stabilitas harga barang kebutuhan pokok dan barang penting. Diikuti pengembanganekspor dan standarisasi Perlindungan Konsumen.

Seluruh kewenangan tersebut memiliki berbagai turunan lain­nya yang diharapkan mampu untuk memicu Jakarta sebagai kota global.

Adanya kewenangan ini diya­kini Jakarta akan makin fokus mengembangkan posisi utama sebagai pusat perdagangan dan kota global.

“Nanti juga ada pengaturan lebih spesifik tentang pengaturan kawasan dengan dewan aglomerasi,” ucap Suhajar.

Kawasan aglomerasi men­cakup minimal wilayah provinsi Daerah Khusus Jakarta, Kabupaten Bogor, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Cianjur, Kota Bogor, Kota Depok, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan dan Kota Bekasi.

Menurutnya, bukan tidak mungkin perdagangan Jakarta akan melesat serupa New York, yang menjadi pusat perdagangan di Amerika Serikat alias Amrik.

Baca juga : Nyesek, Bawang Merah Cuma Serawuk Dihargai Rp 11 Ribu

“Untuk menjaga pemerataan pembangunan nanti minimal 5 persen dana APBD wajib disalurkan sampai ke kelurahan,” tuturnya.

Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR Taufik Basari menambahkan, peluang Jakarta menjadi seperti New York sangat terbuka.

Namun dia mengingatkan, Jakarta jangan hanya fokus pada pembangunan materialistik saja. Namun juga, harus meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

“Saya bayangkan, kalau ki­ta bicara bayangannya nanti Jakarta akan menjadi seperti New York, kota layanan jasa dan perdagangan. Ingat, di sana ke­hidupan manusianya juga sangat aktif,” beber Suhajar.

Selain sibuk dalam pembangunan fisik kota, Jakarta juga ha­rus memikirkan pembangunan SDM. Hal tersebut juga sejalan dengan visi generasi emas pada tahun 2030.

Dalam diskusi yang sama, pakar tata kota Yayat Supriatna menyoroti pentingnya peran dewan aglomerasi.

Dia mengatakan, harus ada data sebagai modal kemampuan untuk membangun Jakarta.

Baca juga : Jakarta Masih Ibu Kota Negara

“Ini penting supaya Jakarta kuat dalam konteks punya struk­tur ekonomi yang bagus dengankekuatan ekonomi dengan sum­ber daya manusianya,” ujar Yayat.

Dosen Universitas Trisakti ini menekankan, saat ini yang paling penting dilakukan Jakarta adalah membangun kota seki­tarnya menjadi satu kesatuan.

Soalnya, secara fungsional Kota Jakarta dengan kota pe­nyangga sudah menjadi satuan ekosistem wilayah dan ekonomi.

“Ada kota-kota yang gagal mempersiapkan ekonomi engine-nya atau mesin ekonomi untuk menghidupkan wilayahnya ke depan. Istilahnya bisa berpotensi mengalami osteoporosis atau kerapuhan daya dukung untuk pertumbuhan,” katanya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.