Dark/Light Mode

Menlu Retno Genjot Kerja Sama Atasi Perdagangan Manusia

Rabu, 23 Februari 2022 09:20 WIB
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi memimpin Foreign Ministers` Meeting of The Bali Process Steering Group (SGMM) yang diselenggarakan di Paris, Prancis, Senin (21/2). (Foto: Kemlu RI).
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi memimpin Foreign Ministers` Meeting of The Bali Process Steering Group (SGMM) yang diselenggarakan di Paris, Prancis, Senin (21/2). (Foto: Kemlu RI).

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi memimpin per­temuan internasional di Paris, Prancis. Pertemuan ini bertujuan mendorong penguatan kerja sama dalam upaya mengatasi masalah perdagangan manusia.

Pertemuan yang diinisiasi Menlu itu, Foreign Ministers’ Meeting of The Bali Process Steering Group (SGMM) diselenggarakan di Paris, Prancis pada Senin (21/2). Pertemuan itu juga dihadiri Menlu Australia Marise Payne selaku co-chair.

Baca juga : Dubes Baru China Untuk Indonesia: Siap Genjot Kerja Sama China Indonesia

Pertemuan itu juga diikuti para Menlu negara anggota Steering Group Bali Process lainnya, yakni Thailand dan Se­landia Baru, serta para pejabat tinggi dari Komisioner Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) dan Organisasi In­ternasional untuk Urusan Mi­grasi (IOM).

Dalam keterangannya, ke­marin, Retno menjelaskan, tugas utamanya adalah meningkatkan peran Bali Process, melalui langkah-langkah baru dan konkret, dalam penanganan berbagai macam kasus migrasi di ka­wasan, yang bersifat unik dan kompleks di tengah kondisi pan­demi dan semakin meningkatnya tantangan stabilitas kawasan.

Baca juga : IWAPI Minta Pemerintah Gercep Atasi Kelangkaan Migor

Pertemuan itu juga membahas perlunya menghidupkan kembali dan merevitalisasi Bali Process. Pertemuan itu juga merencana­kan peringatan 20 tahun terben­tuknya Bali Process pada tahun ini, dan rencana penyelengga­raan Konferensi Tingkat Menteri Proses Bali (Bali Process Minis­terial Conference/BPMC) ke-8 di Bali pada akhir 2022.

Semua langkah yang akan dilakukan itu diharapkan se­makin memperkuat upaya Bali Process dalam penanggulangan penyelundupan manusia, per­dagangan orang, dan kejahatan lintas negara terkait lainnya.

Baca juga : Menpora Dorong Minat Kewirausahaan Di Kalangan Santri

Termasuk dalam kondisi pan­demi Covid-19, menurut Retno, pandemi telah meningkatkan risiko penyelundupan dan juga perdagangan manusia, terutama melalui eksploitasi terhadap wanita dan anak-anak.

Bali Process didirikan Indo­nesia dan Australia pada 2002, yang sekaligus menjadi ketua bersama. Beranggotakan 45 negara dan entitas, serta empat organisasi internasional, yaitu United Nations High Commis­sioner for Refugees (UNHCR), the International Organization for Migration (IOM), the United Nations Office of Drugs and Crime (UNODC) and the Inter­national Labour Organization (ILO). [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.