Dark/Light Mode

Rusia Sudah Bayar Utang Luar Negeri Dalam Rubel

Rabu, 6 April 2022 23:37 WIB
Mata uang Rusia, Rubel. (Foto Ist)
Mata uang Rusia, Rubel. (Foto Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Rusia menyatakan sudah melakukan pembayaran utang luar negeri obligasi berdenominasi dolar dalam mata uang rubel, Rabu (6/4). Ini merupakan pukulan baru bagi upaya Amerika Serikat (AS) dan Barat yang sengaja berupaya membuat Rusia gagal bayar utang atau default, di tengah sanksi Barat atas konflik di Ukraina.

Dilansir Straits Times, Kementerian Keuangan Rusia mengatakan terpaksa membayar 649,2 juta dolar AS kepada pemegang utang luar negeri dalam mata uang rubel. Hal ini dilakukan setelah bank koresponden menolak untuk melaksanakan instruksi pembayaran.

"Sebuah bank koresponden asing menolak untuk mengeksekusi instruksi pembayaran utang dua obligasi pada 4 April," kata Kementerian Keuangan Rusia.

Baca juga : Ancaman Pandemi Sudah Berkurang, Yang Sekarang Nakutin Adalah Kenaikan Harga

Kementerian Keuangan belum merinci apakah pembayaran rubel sudah diterima. Banyak analis mengatakan, Rusia menuju ke default, tetapi Kremlin menolak pernyataan itu pada Rabu.

"Rusia memiliki semua sumber daya yang diperlukan untuk membayar utangnya," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.

Sebelumnya, Departemen Keuangan AS pada Rabu (6/4) mencegah Pemerintah Rusia melakukan pembayaran utang di bank-bank AS dengan dolar AS. Tujuannya, membatasi salah satu strategi yang digunakan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca juga : Kasus Suap Bupati PPU, Sultan Pontianak Mangkir Dari Panggilan KPK

Kremlin sekarang harus memilih antara menguras sisa cadangan dolarnya yang berharga, menggunakan pendapatan baru yang masuk, atau default.

Keputusan Departemen Keuangan AS itu muncul setelah lembaga tersebut mengatakan, sanksi terhadap Rusia ternyata masih mengizinkan Rusia untuk terus melakukan pembayaran utang.

Utang tersebut antara lain berasal dari investor asing dan berasal dari investasi pemerintah yang diduga memacu pertumbuhan ekonomi di Rusia.

Baca juga : Wali Kota Milan Lelet, Inter Dan Milan Sebel

AS, Uni Eropa, dan Inggris membatasi kemampuan bank sentral Rusia untuk menarik lebih dari 600 miliar dolar cadangan mata uang asing milik Rusia dan membekukan cadangan emas Rusia di luar negeri. Itu membuat Bank Sentral Rusia hanya memiliki sedikit alat untuk menopang nilai rubel dan mencegahnya runtuh.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.