Dark/Light Mode

Kremlin Bantah Rusia Hentikan Pasokan Gas Ke Finlandia

Jumat, 13 Mei 2022 21:44 WIB
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov  (Foto: Instagram)
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kremlin membantah mentah-mentah berita yang menyebut Rusia akan menyetop pasokan gas ke Finlandia, mulai Jumat (13/5). Sebagaimana ramai dipublikasikan oleh media di negara yang dipimpin PM Sanna Marin.

"Gazprom menyuplai gas kepada beragam konsumen di Eropa. Termasuk, anggota NATO," kata Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov dalam conference call bersama para jurnalis, seperti dilansir CNN International, Jumat (13/5).

"Berita itu hanya hoax belaka," imbuhnya.

Baca juga : Ahli IPB Tegaskan PMK Bisa Dikendalikan Dan Tidak Berbahaya Bagi Manusia

Peskov mengaku tak paham betul soal tagihan yang ditetapkan raksasa energi Rusia.

Terlebih, saat ini Presiden Rusia Vladimir Putin telah menetapkan aturan pembayaran baru,  untuk pasokan gas melalui Gazprom.

Masuk NATO

Baca juga : Perbankan Diminta Terapkan Asas Kehati-hatian

Pemerintah Finlandia berencana menerbitkan buku putih kedua pada Minggu (15/5), yang antara lain memuat rencana bergabung dengan NATO.

Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto, Kamis (12/5).

Usulan itu kemudian akan diagendakan ke dalam pemungutan suara parlemen, dengan pleno yang dijadwalkan Senin (16/5) pagi waktu setempat.

Baca juga : Demi Mabuk, Hentikan Kereta 1 Jam Lebih

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, akses Finlandia ke NATO menandai perubahan radikal dalam kebijakan luar negeri negara itu. Mereka pun memperingatkan adanya kemungkinan tindakan balasan.

"Rusia akan dipaksa untuk mengambil langkah-langkah pembalasan, baik yang bersifat teknis-militer atau lainnya, untuk menghentikan ancaman terhadap keamanan nasional yang mungkin terjadi," jelas Peskov.

Akhir April lalu, raksasa gas Rusia Gazprom mengatakan, pihaknya akan menghentikan pasokan ke perusahaan gas Polandia PGNiG dan Bulgargaz Bulgaria. Menyusul penolakan kedua negara tersebut untuk memenuhi permintaan Moskow, agar melakukab pembayaran dengan mata uang rubel. Bukan euro atau dolar Amerika Serikat. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.